Lamongan-Portalangit. Penerapan doktrin disiplin santri SPMAA diwujudkan dalam kegiatan penjelajahan yang dilakukan pada hari ketiga Jumat, 14 Juli 2023.

Penjelajahan dimulai dari lokasi perkemahan menuju hutan hingga menelusuri sungai dengan membawa peta yang telah dibagikan setiap kelompok. Terdapat enam pos pemberhentian.

Adapun hal unik dan ekstrim dalam penjelajahan ini yaitu susur sungai. Para peserta harus menyusuri aliran sungai dengan setiap kelompok menandu satu anggotanya, seluruh peserta menggunakan pelampung dan helm guna safety.

Hal ini terkait keamanan peserta yang harus melewati kedalaman air sungai, batu, dan lumpur yang licin.

Dalam kegiatan penjelajahan ini santri membutuhkan kekompakan, kerjasama, disiplin, dan mengutamakan kepentingan bersama. Banyak berdoa disepanjang rute penjelajahan menjadi kunci keselamatan.

“di Hari ketiga ini kami melakukan penjelajahan dengan tempat pemberhentian enam pos, dan pos kelima dan keenam berada di sungai yang harus kita susuri. Disini memberikan pelajaran penting disiplin, kekompakan, kerjasama, dan menurunkan ego.” Kata Hanan, peserta outbound masa orientasi santri SPMAA 2023.

Nampak para santri dengan kekompakan dan semangat berusaha menyelesaikan tantangan dalam kegiatan penjelajahan ini.

Tak hanya itu, di hari ketiga ini para peserta mengikuti kegiatan merayap di atas tapi tambang, merayap di atas jaring Laba-laba, dan flying fox.

Satu-persatu peserta harus menyelesaikan tantangan tersebut. Dengan penuh perjuangan dan melawan rasa takut peserta dengan semangat menyelesaikan permainan.

“merayap di atas tapi tambang, merayap di atas jaring Laba-laba, dan flying fox ini melatih kita untuk menjadi tangguh, kerja cerdas, dan berani.” Ungkap Hanan.

Meskipun kegiatan outbound santri terjadwal padat, namun giat delapan rukun santri tetap tertib terlaksana.

Selanjutnya, sekitar pukul 24.00 WIB peserta dibangunkan untuk mengikuti kegiatan jurit malam.,.

Terakhir para peserta di masukan kedalam lubang yang didesain seperti liang kuburan guna menanamkan kepada santri penting mengingat bahwa mati itu pasti dan pentingnya menobati dosa sebelum mati itu tiba.

“disitu saya merasa dag-dig-dug karena harus berjalan ditengah kegelapan mengikuti lilin disetiap pohon ditambah ada gangguan dari para hantu yang membuat takut, dan diakhiri dengan penuh renungan setelah disadarkan melalui parodi alam kubur,” jelas hanan.

(Ima)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *