Konon…. Syetan adalah makhluk yang Alloh ciptakan dengan takdir selalu salah. Dan malaikat adalah makhluk yang DIA ciptakan dengan takdir selalu benar. Sementara manusia ditakdirkan Alloh bisa berbuat salah namun juga berpeluang untuk menempuh jalan yang benar.
Seseorang bercerita pada saya dengan berapi-api. Tentang seorang yang menyakitinya. Bukan sekali atau dua kali tapi berkali-kali. Saya sudah seringkali mengingatkan agar tidak bersikap demikian. Tapi rupanya dia tidak kunjung berubah. Hingga habislah batas kesabaran saya. Dan dia terlamabt menyadarinya. Walau akhirnya dia tersedu-sedu meminta maaf, tapi hati saya sudah terlanjur tertutup. Dan tidak ingin memaafkannya…..
Kalau kita mau jujur pada diri kita sendiri, tentang sikap dan prilaku kita pada Alloh. Kira-kira bagaimana ya…..?. Seberapa sering kita tidak mengindahkan Alloh? MelupakanNYA, mengabaikanNYA bahkan dengan sengaja tidak mentaati apa yang digariskanNYA. Tapi rupanya walaupun kita telah berulang-ulang melakukan kesalahan toh kita tetap yakin Alloh akan memberikan ampunanNYA. Karena memang DIA Maha Pengampun. Samudera MaafNYA tiada bertepi bahkan untuk dosa yang terkeji…
Kesalahan itu milik manusia. Tapi tidak juga setiap kali kita berbuat salah, lalu kita memaklumi diri kita sendiri. Itu namanya permisif. Selalu minta difahami dan dimaafkan ketika berbuat salah, tanpa pernah ada usaha untuk berbuat yang benar.
Selain berusaha benar dengan wira’i juga iringi dengan doa. Agar Alloh membimbing kita pada sifat dan sikap yang benar. Juga barengi dengan do’a agar kita ketularan sifatNYA yang Maha Pemaaf. Mengapa kita menutup pintu maaf, sedangkan Tuhan kita selalu membuka pintu taubat. Memaafkan akan membuat hati kita lapang bagai samudera. Menyimpan kemarahn hanya akan membuat hati kita ciut dan tersiksa.
Berilah maaf bagi mereka yang pernah menyakitimu. Bahkan sebelum mereka meminta maaf. Mengapa harus tiada maaf……..? Jika maaf itu lebih mulia….