Oleh: World Arbitrator

Mendekati penghujung Ramadhan, anak-anak menghitung tabungan uang. Orang tua, usia dewasa, terkhusus yang sedang merantau, pantang cuti, justru memperbanyak lembur. Dengan harapan ketika mudik pulang kampung dompet makin tebal.

Dulur, ada tawaran bantu kerja lemburan. Bayaran berlipat, kerja singkat, nyatai kerjanya. Tidak perlu keterampilan khusus, cukup fokus dan serius. MAU ?

Jawabannya tidak boleh, tidak. Harus mau, hehehe. Iya dulur, ini tidak hanya serius tapi dua rius. Karena lemburan ini bukan sekedar mempertaruhkan hidup dan mati. Tapi tentang Surga dan Neraka, berkait dengan Ridho dan Ampunan Allah.

Kerja lemburan yang di tawarkan ini adalah membantu Malaikat Roqib, kabarnya beliau sering ngangur,  padahal proyek dan tendernya besar. Kawatir beliau di liburkan oleh “Majikan”. Nah mumpung belum, mari kita bantu kerja lemburan.

Kadang ada orderan kerja, tapi sering tidak jadi. Niat melakukan kebaikan tapi tidak jadi dikerjakan.

Sering, sudah capek kerja, tapi tidak dapat upah. Sudah beramal kerja kebaikan, terhapus riya’, pamrih, dan sombong.

Kenapa harus kerja lemburan ?

Iya, karena kabarnya, cuma kabar lho ya, desas desusnya sih begitu, lebih jelasnya sampean sendiri insyaallah lebih tau.

“Saingan” Malaikat Roqib, Malaikat Atid luar biasa sibuknya, saking sibuk dan banyaknya jenis pekerjaan, sampai memiliki banyak asiten, dan anak buah.

Iya, konon jenis pekerjaan yang dikerjakan Malaikat Atid ini tidak hanya banyak tapi bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Banyak dan bermacam itu seperti apa contohnya:

Ada dosa kecil, dosa besar. Dosa yang di sengaja dan tidak. Dosa kepada manusia, kepada Allah, kepasa hewan dan tumbuhan. Dosa kepada Ibu, Bapak, saudara, teman, tetangga, Guru, adik kakak.

Dosa mencuri, korupsi. Dosa ngrasani, dosa suudhon. Dosa iri dengki, dendam. Dosa sombong, riya’ ujub, pamrih. Dosa zina mata pikiran. Dosa riba, judi. Tidak sholat, puasa. Dosa Syirik musyrik. Dosa tidak ingat Allah, tidak berbagi.

Masih banyak, tidak bisa ditulis semua, intinya Malaikat Atid sampai tidak mengenal jam istirahat, apalagi cuti. Padahal waktu sudah mendekati “lebaran kehidupan”, Malaikat Atid sangat sibuk, Malaikat Roqib sering nganggur.

Allah Ta’ala berfirman,

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)

“(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18).

Apa tidak seyogyanya kita wajibkan diri untuk selalu ikut lemburan membantu Malaikat Roqib, lembur kerja kebaikan. Mumpung sehat, aman, dan nyawa menyatu dengan raga. Lha wong kerja lembur ini tidak berat lho.

Sambil duduk, atau saat masak, kerja bibir bergumam: Bismillah, Bismillah, Bismillah…

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah…

Sumbhanallah, Alhamdulillah, La ilaha Illallah, Allah Akbar…

Ketemu saudara teman, senyum sapa dan salam. Punya rizki dibagi kepada sesama. Mendoakan yang salah. Jamaah lima waktu, qobliyah bakdiya, dhuha sebelum kerja. Puasa wajib dan sunah. Dan masih buanyak lemburan bareng Malaikat Roqib yang bisa kita segera kerjakan.

Lur, sehat kita, sumber daya kita, keluarga kita, hidup kita, mari di fokuskan untuk lembur bersama Malaikat Roqib, dan kita pastikan Malaikan Atid, cuti, meski hanya sebentar.

Wallahualam Bishowab. Bismillahirrohmanirrohim

#warisanuntukanakku

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *