Denpasar-Portalangit. Yayasan Ponpes SPMAA Lamongan mengirim beberapa delegasi perwakilan santri cabang SPMAA untuk mengikuti pelatihan juru sembelih halal (Juleha) yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur pada Minggu, 18 Juni 2023.

Hal ini dilakukan untuk menyambut hari raya Idul Adha 1444 H, sekaligus berikhtiar secara penuh untuk mengembangkan industri halal. Hal ini dibuktikan dengan pembentukan Badan Pengembangan Industri Halal (BPIH) MUI Jawa Timur yang belum ada di MUI provinsi lain.

Dr. M. Fathorrazi, MSi, Ketua Badan Pengembangan Industri Halal (BPIH) MUI Jatim hadir dalam pelatihan yang digelar di Masjid Al-Akbar Timur, Surabaya.

“MUI Jawa Timur punya lembaga khusus yang fokus pada industri halal dan tidak ada di MUI lain yaitu BPIH,” kata Dr M Fathorrazi, Minggu, 18 Juni 2023 di acara Percepatan Industri Halal Jawa Timur di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Kali ini Yayasan SPMAA mengirim 14 delegasi dari beberapa cabang di antaranya; 6 orang perwakilan dari Yayasan Ponpes SPMAA Lamongan, 1 santri SPMAA dari Jombang, 2 orang Mojokerto, 1 Orang Surabaya, 1 orang dari Malang, 1 Orang Magetan, dan 2 orang dari Ngawi.

Sebagai upaya mengembangkan percepatan industri halal ada beberapa program telah dilakukan BPIH, namun menurut Fathorrazi, ada beberapa hambatan terkait sertifikasi halal.

“Selama ini kita sudah mencoba beberapa cara agar industri halal itu semarak di Jawa Timur, namun itu tidak lepas dari hambatan. Misalnya ketika mau mendapatkan sertifikat halal terkait roti maka roti itu tidak bisa disertifikasi halal karena abonnya belum halal, lalu abon tidak halal karena dagingnya belum halal,” ujarnya.

Atas permasalahan tersebut BPIH menggelar kegiatan pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) di berbagai daerah agar Rumah Potong Hewan (RPH) dan Rumah Potong Unggas (RPU) di Jawa Timur bisa memotong hewan sesuai syariat.

“Di Jawa Timur ada sekitar 200 RPH dan RPU, tetapi julehanya masih terbatas. Sehingga banyak proses penyembelihannya belum sesuai syariat. Contohnya menyembelih ayam ayam, dua uratnya harus putus namun sering kita temukan hanya luka tapi uratnya tidak putus salah satu atau bahkan dua-duanya. Kita miris melihat hal itu karena ternyata masyarakat di Jawa Timur belum makan daging halal,” terangnya.

Beberapa materi yang disampaikan dalam pelatihan juru sembelih halal (juleha) di antaranya;

  1. Manajemen Qurban.
  2. Sosialisasi fatwa MUI tentang panduan pelaksanaan ibadah qurban saat merebaknya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD)
  3. Pemeriksaan onte morten dan post morten
  4. Sertifikasi masjid bersertifikat Juleha
  5. Teknik sembelih sekali tebas dan handling
  6. Praktik.

Para peserta mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat guna menyambut hari raya Idul Adha 1444H nanti.

“Setelah mengikuti pelatihan juru sembelih halal ini saya mendapat beberapa hal penting dan harus kita aplikasi dalam teknik menyembelih hewan qurban,” tutur Ahmad Nuraini, delegasi Yayasan SPMAA cabang Malang.

‘harapannya setelah ini teman-teman dapat mempelajari bersama pos cabang masing-masing sehingga kita dapat menyembelih hewan dengan baik yang menghasilkan daging yang baik dan halal.” Tambahnya.

(Ima)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *