Oleh : Glory Islamic
Pembaca Lentera yang setia, pernahkah sampean terlibat dalam sebuah kepanitiaan acara atau proyek? Jika pernah, sampean tentu mengenal istilah proposal dan bentuk bentuk lobby. Secara sederhana proposal bisa diartikan sebagai rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang perlu dukungan atau persetujuan pihak lain. Sedangkan lobby adalah suatu upaya pendekatan untuk memperoleh dukungan dari pihak lain yang dianggap memiliki kuasa.
Dua hal tersebut sangat penting untuk memuluskan langkah-langkah terwujudnya suatu rencana atau keinginan. Namun untuk benar-benar tercapai, kedua hal itu harus dipersiapkan dan dilakukan dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian. Isi proposal harus benar-benar mencerminkan secara rinci kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk suksesnya sebuah agenda. Susunan dan penataan harus benar-benar di desain sedemikian rupa demi meraih simpati dan persetujuan.
Mengajukan proposal harus benar-benar jeli dalam memilih kepada siapa, di saat apa dan di mana. Begitu jelas pihak yang berwenang, waktu yang pas dan tempat yang sesuai, maka segera ajukan proposal itu. Jika hal-hal tehnis itu beres maka fungsi lobby menjadi hal penting selanjutnya. Pendekatan yang tepat akan sangat menentukan berhasil dan tidaknya sebuah proposal meraih simpati dan dukungan. Perlu kesabaran dan kegigihan untuk memastikan perkembangan proposal yang diajukan.
Sampean perlu melakoni sebuah upaya yang mungkin terkesan ngeyel. Upaya itu adalah secara rutin mengecek sudah sejauh mana proses proposal yang kita ajukan. Sampean harus tahu perkembangan permohonan itu sudah diterima, diperiksa, dipertimbangkan atau bahkan mungkin sudah disetujui. Jangan sampai kita terlalu pede bahwa proposal kita disetujui, tapi ternyata begitu acara akan dihelat, jangankan disetujui, diterima atau dibacapun belum.
Di titik inilah
saya mengajak sampean untuk menjadikan ibadah dan doa-doa kita layaknya sebuah proposal kita kepada Tuhan. Sebagaimana proposal kegiatan, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan secara seksama oleh seorang pendoa. Hal-hal yang mungkin akan sangat berpengaruh pada kesuksesan keinginan pendoa.
Pertama, sampean harus benar-benar tahu prioritas kebutuhan hidup yang hendak sampean mintakan dukungan, pertolongan atau perlindungan kepada Allah. Dalam hal duniawi, sisihkan dulu daftar obsesi yang bersifat “want” demi mengikuti trend tetangga dan pengaruh iklan. Prioritaskan dulu apa-apa yang berdasarkan “need” atau kebutuhan dasar untuk diajukan. Artinya, kebutuhan hidup yang merujuk pada standar kitab suci dan fakta sejarah hidup keseharian para figur teladan sejati.
Sisi kebutuhan ruhani, masukkan dalam proposal doa sampean hal-hal yang memiliki deadline atau berkejaran dengan waktu seperti ampunan, iman yang haqqul yaqin dan kematian yang husnul khotimah. Di mana akan timbul konsekwensi yang sangat serius berupa siksa neraka jika maut keburu datang dan ampunan belum didapatkan. Atau jika perangkat iman haqqul yaqin belum tertanam dalam sanubari, lalu mati tanpa iman di hati, akibatnya fatal, perginya ridlo Ilahi dan hilangnya jatah surgawi.
Kedua, proposal doa yang diajukan dan ibadah yang usai ditunaikan memerlukan pengawalan yang sabar dan kontinyu sejauh mana semua itu sampai di “meja kerja” Tuhan. Sampean kudu rajin dan rutin mengecek apakah lembaran-lembara amal yang sampean upayakan dan rincian proposal doa yang sampean utarakan itu diterima Tuhan. Lebih jauh apakah Tuhan menerima persembahan amal ibadah dan berkenan mengabulkan permohonan kita.
Mengingat sangat mungkin deretan amal dan untaian doa tidak diterima, dtolak dan dikembalikan Tuhan, maka sampean harus benar-benar serius berusaha mengetahuinya. Adalah hak setiap pendoa untuk mendapatkan hasil dari tiap usaha amal dan jawaban dari tiap doanya. Karena Allah sendiri berfirman: Ud’uunii astajiblakum, berdoalah (mintalah) padaKu, aku akan mengabulkanmu. Tentu Allah akan sangat konsisten dengan firman dan janji-Nya.
Sebagian dari kita mungkin berpikir: “ah, yang penting aku menjalani, tentang diterima atau tidaknya itu urusan Tuhan”. Pikiran ini berbahaya. Memang benar Tuhanlah yang paling berhak dan pada akhirnya yang menentukan diterima atau tidaknya amal ibadah dan doa kita. Namun perlu sampean ketahui, Tuhan sejak awal sudah memberitahu bagaimana agar doa dikabulkan dan tanda-tanda seseorang yang doanya dikabulkan. Merlalui kitab suci, Allah juga sudah menjelaskan ciri amal ibadah yang tertolak.
Misal, untuk mengetahui sholat kita diterima atau tidak, Tuhan berfirman innashsholata tanhaa ‘anil fakhsyaa’i wal munkar, sesungguhnya sholat itu bisa mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar. Sholat yang diterima ditunjukkan dengan perubahan sikap antara sebelum dan sesudah sholat. Sebelum sholat pelit, maka sesudah sholat dermawan. Sebelumnya pemarah berubah penyabar, awalnya pendendam jadi pemaaf. Kalau perubahan itu belum sampean miliki, berarti sholatnya belum sampai atau bahkan tertolak. Sholat juga bisa jadi umpan api neraka jika dibarengi dengan riya.
Artinya, kita diberi hak oleh Allah untuk mengetahui apakah upaya ibadah yang kita lakukan diterima atau ditolak. Kalau kita cermat sesungguhnya Allah bahkan menganjurkan kita untuk mengecek apakah doa-doa kita dikabulkan atau tidak. Karenanya jangan hanya pasrah bongko’an saja, itu praktek tawakal yang salah. Jangan pula terlalu pede amal kita telah diterima Tuhan dan tercatat oleh Rokib, padahal sebenarnya musnah hanya karena hal-hal kecil yang disebut Tuhan bisa menghapuskan amal.
Contoh, untuk memastikan apakah sedekah yang kita berikan berbuah pahala atau lenyap dari buku catatan amal, Allah memberikan petunjuk dalam qs. 2:264. Di sana Allah memperingatkan kita agar jangan suka pamer, riya, menyebut-nyebut infaq yang kita keluarkan. Apalagi kalau sampai menyakiti hati si penerima. Semua itu akan merusak dan memusnahkan nilai sedekah seperti debu di atas batu licin yang musnah ditimpa hujan lebat. Sayang bukan?
Ketiga, jikapun ditolak jangan sampai mengetahuinya nanti di akhirat, itu percuma. Ketahuilah sekarang saat masih ada kesempatan di dunia. Kemudian langkah-langkah lobby melalui kegiatan ibadah tambahan yang bersifat sunnah. Misal, lengkapi ramadhan ini dengan tadarus, tahajud, banyak dzikir dan sedekah. Dulurku, selama hayat masih dikandung badan, pastikan asa berada dalam dekapan, renungkan apakah doa telah dikabulkan dan evaluasi apakah ibadah sampai pada tujuan. Bismillah.