CNN. Temuan nisan kuno beraksara Arab-Melayu (Jawi) berbahasa Melayu di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan, oleh pekerja PT Waskita Karya, Kamis (14/1) lalu menguatkan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan bersejarah penting.
Temuan nisan kuno yang berasal dari abad ke-16 hingga ke-19 ini bisa menjadi langkah awal untuk penetapan kawasan cagar budaya.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Palembang Retno Purwanti mengatakan, hingga saat ini kawasan 16 Ilir Palembang belum ditetapkan sebagai cagar budaya karena belum memiliki data memadai. Namun penemuan nisan ini memperkuat dugaan kawasan tersebut merupakan situs bersejarah penting di Kota Palembang.
“Ini membuktikan kawasan 16 Ilir Palembang merupakan situs bersejarah penting. Dari sini selanjutnya TACB Palembang akan menyiapkan data-data pendukung dengan membentuk tim pendataan dan verifikasi untuk selanjutnya membuat kajian,” ujar Retno, Senin (17/1).
Dari data awal yang berhasil dikumpulkan dari penemuan pekerja Waskita Karya, diketahui ada tiga nisan yang ditemukan.
Dari ketiga nisan tersebut, diketahui aksara Jawi yang digunakan berasal dari masa yang berbeda yakni abad ke-16 hingga awal abad ke-19. Hal ini pun terlihat dari bentuk nisan tipe Kesultanan Demak yang menggunakan aksara Jawi.
Nisan ini, ujar Retno, banyak juka ditemukan di komplek pemakaman kuno lain di Palembang, seperti Kawah Tengkurep, Sabokingking, Talang Kerangga, dan Kebon Gede.
Selain dari nisan, data umur artefak tersebut pun dapat diketahui dari lapisan tanah tempat nisan tersebut sebelumnya terkubur. Diketahui, nisan ditemukan di kedalaman 1-1,5 meter oleh para pekerja Waskita Karya saat itu.
“Kawasan 16 Ilir mulanya adalah kawasan rawa yang kemudian ditimbun untuk jadi kawasan pusat perekonomian di masa Kolonial Belanda. Dengan mengetahui lapisan tanahnya, bisa kita ketahui apakah nisan tersebut memabgn bagian dari kuburan atau hanya dipindahkan. Selain itu bisa jadi ada keterkaitannya dengan Keraton Beringin Janggut, namun dugaan itu baru bisa dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut,” kata Retno.
Diketahui, Keraton Beringin Janggut dibangun oleh pendiri Kesultanan Palembang Darussalam Ki Mas Hindi, setelah Keraton Kuto Gawang di kawasan 1 Ilir (sekarang menjadi lokasi pabrik PT Pupuk Sriwijaya), hancur pada abad ke-17.
Dengan pertemuan dengan pihak PT Waskita Karya dan Dinas Kebudayaan terkait penemuan nisan kuno tersebut, dirinya berharap agar pihak kontraktor yang menemukan benda bersejarah segera melaporkan ke pihak terkait
“Tidak ada niat dari kami menghentikan pengerjaan sedikit pun. Namun bila ada temuan, sekecil apapun, termasuk pecahan kecil keramik, mohon diinfokan kepada kami. Pengerjaan silakan dilanjut. Apalagi kalau ada temuan masif seperti nisan kuno ini, dimohon untuk dihentikan dulu pengerjaannya sebentar dan setelah kami teliti silakan dilanjutkan,” kata Retno.