CNN Indonesia — Badan Antariksa dan Aeronautika Amerika Serikat (NASA) akhirnya merampungkan pengerjaan teleskop luar angkasa James Webb yang akan menjadi pengganti teleskop Hubble.
Teleskop James Webb merupakan ‘adik’ dari teleskop luar angkasa Hubble yang usianya terbilang sudah cukup tua. NASA menyelesaikan pengujian dan siap untuk melakukan peluncuran.
“Banyak tes dan pos pemeriksaan Webb untuk memastikan bahwa observatorium sains ruang angkasa paling kompleks di dunia akan beroperasi,” tulis NASA dikutip CNET, Minggu (29/8).
Teleskop James Webb merupakan proyek NASA bersama Badan Antariksa Eropa dan Badan Antariksa Kanada.
Teleskop tersebut dirancang untuk menyelidiki misteri asal-usul alam semesta dan mengintip ke masa lalu pembentukan bintang, planet, dan galaksi.
NASA menyatakan untuk pengiriman teleskop James Webb ke observatorium akan selesai pada September mendatang. Perjalanan itu akan dimulai dari Northrop Grumman di California.
Setelah itu melalui Terusan Panama sampai Guyana Prancis di Amerika Selatan. James Webb dijadwalkan akan diluncurkan oleh Roket Ariane 5 pada 31 Oktober mendatang.
Teleskop James Webb dirancang seperti origami dan dapat melakukan perjalanan ke orbit Bumi hampir satu juta mil. Kegiatan itu akan dimulai sekitar enam bulan setelah peluncuran jika semuanya berjalan sesuai rencana.
NASA sempat menunda peluncuran teleskop James Webb yang mulanya direncanakan pada Oktober 2018. Saat itu peluncuran teleskop James Webb ditunda karena masalah teknis dan human error yang mengakibatkan pembengkakan anggaran dengan tambahan pengeluaran US$800 juta, dari perkiraan anggaran awal yaitu US$8 miliar.
Para milinuer seperti Yuri Milner, Jeff Bezos, Elon Musk juga turut menjawab tantangan besar ini dan mulai bergerak dari dana pribadi yag membuat mereka lebih fleksibel
Dikutip dari situs resmi NASA, Tim Hubble mulanya kerap memecahkan masalah antariksa dengan teleskop yang terbilang tua yang dibangun pada 1980-an.
Teleskop ruang angkasa Hubble diluncurkan pada 1990 dan beroperasi lebih dari tiga dasawarsa tahun.
Pada 2018, teleskop Hubble dikabarkan mengalami kegagalan giroskop. Para insinyur pada dasarnya dapat memperbaiki masalah dengan memberi teleskop ruang angkasa bergoyang.
Akan tetapi, saat merancang instrumen seperti Hubble, tidak dapat dioperasikan dari jarak jauh dan sulit diakses secara fisik.
Hubble kemungkinan besar akan terus mengorbit beberapa tahun lagi, hingga akhirnya bagian-bagiannya akan aus dan akhirnya akan rusak di orbit. Tetapi tidak diketahui kapan hal itu akan terjadi.
Peneliti berharap Hubble akan memberikan kontribusinya terhadap sains setidaknya untuk beberapa tahun lagi.