CNN. Pengungsi gempa di Pasaman Barat, Sumatra Barat mulai diserang pelbagai penyakit, dari Infeksi pada Saluran Pernafasan (ISPA), diare, demam, hingga gatal-gatal.

Para pengungsi itu kini tinggal sementara di pelbagai posko darurat di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

Setidaknya terdapat 14 titik posko darurat bencana gempa bumi yang tersebar di sekitaran daerah pusat gempa di Pasaman Barat. Dari setiap posko melaporkan keluhan penyakit pengungsi yang hampir sama.

Di posko utama,berdasarkan data dari Dinas Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia, sudah tercatat 1.558 orang yang datang ke posko pelayanan kesehatan untuk melakukan pengecekan kesehatan.

Koordinator Kesehatan TNI AD untuk posko bencana alam Gempa Bumi Pasaman Barat, dr. Khairul Wendri menyebut rata-rata penyakit yang dikeluhkan oleh pengungsi mulai dari ISPA, maag, dermatitis atau gatal-gatal, dan diare.

Hal itu, menurutnya dipengaruhi oleh virus, dan keadaan cuaca yang berubah-ubah. Selain itu juga disebabkan oleh buruknya kebersihan lingkungan di tenda pengungsian.

“Mereka di dalam satu tenda itu cukup ramai, sehingga sulit untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih,” katanya kepadaCNNIndonesia.comdi lokasi pengungsian, Kamis (3/3).

Sementara, lokasi pengungsian di Nagari Kajai, Posko Limpato, Kabupaten Pasaman Barat juga melaporkan kondisi serupa. Letak posko pengungsian yang cukup sulit dijangkau membuat beberapa keperluan selama mengungsi cukup sulit terpenuhi.

Dokter Lapangan sekaligus Prajurit Kesehatan Denkesyah 010404, dr Hendra Rizkimenyebut kebanyakan penyakit yang diderita oleh pengungsi yaitu ISPA dan gatal-gatal.

“Dari 600 orang pengungsi disini, terdapat lebih dari 50 orang yang mengeluhkan sesak nafas dan gatal-gatal,” jelasnya.

Semua yang melaporkan tersebut, penderita penyakit merupakan kelompok lansia, dewasa dan anak-anak.

Selain melakukan pelayanan kesehatan, Hendra mengatakan juga membantu proses evakuasi, membuka layanan pengobatan, membagikan sembako dan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *