Oleh : Glory Islamic

Kekasihku, setahun yang lalu, engkau pergi meninggalkanku. Meski memelas, akupun ikhlas karena engkau berjanji akan datang kembali untukku. Keindahan mengisi waktu bersamamu saat itu, membuatku memohon kepada Allah agar diberi kesempatan bertemu kembali denganmu. Hadirmu memberi energi cinta yang tak biasa, kapanpun itu. Nikmat menjalani hari-hari bersamamu bak tetesan madu, tanpamu hariku dinaungi mendung rindu.

Kekasihku, seperti tahun-tahun sebelumnya, sebentar lagi engkau datang memenuhi janji. Salju rindu itupun kini meleleh menjadi nutrisi hati. Kelopak kalbu yang layu itupun kini merekah lagi. Tanaman ihsan yang nyaris mati itupun bersemi kembali. Cahaya iman yang mulai redup itupun bersinar menerangi hari-hari. Syukurku pada Mu ya Allah yang telah mengijinkan kami bertemu lagi dengan kekasih kami, Ramadhan, di tahun ini.

Dulurku, pembaca Lentera yang budiman. Setahun sudah berlalu tak terasa terlewatkan. Tahun lalu, sebulan penuh saya menemani sampean lewat tulisan. Insya Alah tahun inipun tiap sore saya akan bertamu ke ruang hati sampean atau bercengkerama di beranda kalbu dengan suguhan untaian pesan. Mengawali obrolan kita kali ini, ijinkan saya memperkenalkan sang kekasih idaman. Dialah Ramadhan, anugerah ilahi yang senantiasa dinanti jiwa-jiwa yang penuh iman.

Kenapa dia layak disebut kekasih? Kenapa pula dia pantas dirindukan? Karena wajah Ramadhan memancarkan begitu banyak cinta dan aura. Cinta Ramadhan merubah yang biasanya kikir menjadi dermawan pada yang fakir. Aura Ramadhan bisa menerangi surau, sekolah dan rumah-rumah sehingga penuh warna ibadah. Energi Ramadhan memampukan orang biasanya sholat dengan malas menjadi giat tarawih penuh ikhlas. Itulah kenapa Ramadhan selalu dicinta, kedatangannya disambut suka cita.

Jika Ramadhan pantas menjadi kekasih kita dan layak dicinta, namun layakkah kita menjadi kekasihnya? Kira-kira sudikah Ramadhan menjadikan kita kekasihnya? Semuanya tergantung paras dan penampilan hati kita. Berkenankah Ramadhan dalam kedatangannya tahun ini untuk mampir, masuk dan tinggal dalam bilik-bilik, ruang tamu dan beranda kehidupan kita? Semuanya tergantung persiapan dan sambutan kita. Maukah sampean menjadi kekasihnya, berikut adalah hal-hal yang dia suka.

Pertama, dia senang sekali pada pribadi yang gemar bersedekah. Karena dia membawa kado pahala berlipat-lipat dari Tuhan untuk orang yang bersedekah di bulan kedatangannya. Maka jika ingin dicintai Ramadhan, siapkan harta yang terbaik dan yang sampean cintai. Kemudian ikhlas dan berikan untuk kepentingan agama dan bangsa yang membutuhkan. Jaga cinta Ramadhan dengan melakukan itu sesering mungkin dan setulus-tulusnya selama kehadirannya.

Kedua, Ramadhan amat menyukai wajah hati yang bebas komedo maksiat dan jerawat syubhat. Jauhkan telinga dan kamar-kamarmu dari nyanyi-nyanyian melalaikan yang jauh dari rahmat. Ganti channel acara-acara hiburan tivimu, karena itu membuat Ramadhan tak mau mendekat. Ubah cara berpakaianmu sesuai syariat, karena itulah yang bikin Ramadhan terpikat. Akhiri kebiasaan berkata bohong dan bermulut kotor, karena Ramadhan itu suci dan berhiaskan rahmat.  

Ketiga, dia juga suka diajak berkencan di acara-acara tadaraus dan kajian. Makanan favoritnya adalah bacaan Quran, minuman kesukaannya adalah doa dan dzikir penuh pengharapan. Hiasi ruang kerja, kamar tidur, ruang tamu dan meja makan sampean dengan doa dan bacaan ayat Tuhan. Untuk sampean yang tidak bisa melafalkan huruf Arab, yakinlah Ramadhan akan mengerti jika sampean yang menelaah ajaran agama lewat terjemahan. Baca, telaah dan amalkan firman ar Rahman ar Rahim, maka Ramadhan akan mengisi hati dan pikiranmu dengan ilmu penuh kemanfaatan.

Keempat, moment paling romantis bagi Ramadhan adalah sholat pada waktunya dan malam-malam penuh doa. Kurangi tidurmu, tambahi sujudmu. Tatajafa junubuhum ‘anil madloji’i/rusuk mereka jauh dari pembaringan. Ramadhan paling suka pada hamba-hamba Allah yang rajin mengarungi malam dengan tahajud. Orang yang menahan kantuk, mengurangi pikiran semarawut dengan berdoa dan sujud. Ketika belajar, memasak, bekerja, di rumah maupun di jalan perbanyaklah dzikir. Demi menghindari kecemburuan Ramadhan, maka terhadap godaan duniawi, cobalah untuk zuhud.

Kelima, tampilan jiwa yang paling menarik perhatian Ramadhan adalah busana taqwa yang bersih dari noda dosa. Baik dosa kepada Tuhan maupun kesalahan pada sesama. Maka pakailah baju taqwa, raihlah ampunan dari Allah, mintalah keikhlasan hati dan maaf dari yang pernah tersakiti. Awali hari-hari bersama Ramadhan dengan memberi maaf pada dulur yang khilaf. Hapuskan dendam, tautkan kembali tali-tali silaturrahmi yang sempat putus di waktu silam, agar Ramadhan tinggal di hati dengan tentram.

Agar Ramadhan mau memberikan aura, cinta dan energinya, siapkan apa yang dia suka, berikan apa yang dia minta. Bila sore menjelang, hentikan kebiasaan jalan-jalan tanpa tujuan, sibukkan diri dengan kidung doa agar ibadah diterima Tuhan. Bila tiba waktu berbuka, hindari makan yang berlebihan, makan minumlah secukupnya saja, bersamai dengan syukur dan ketawadlu’an.. Bila tengah malam tiba, singkirkan selimut malas, penuhi panggilan tahajud penuh gegas. Marhaban ya Ramadhan. Bismillah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *