Oleh : Glory Islamic
Pernah dengar cerita tentang Dajjal ? Bahwa di akhir zaman nanti akan muncul makhluk yang buruk rupa bermata satu. Dia bersama pasukannya akan mengacaukan dunia, membuat kerusakan dan menyeru kepada pengingkaran Allah dan agamaNya. Dia juga merekrut pengikut sebanyak-banyaknya dari segala penjuru bumi. Akan banyak manusia yang tertarik menjadi pengikut Dajjal, karena iming-iming hadiah yang ditawarkan. Dajjal adalah salah satu tanda kiamat segera datang.
Simbolisasi dajjal memang banyak disebutkan dalam hadist nabi. Kedatangannya merupakan salah satu dari tanda-tanda akan segera terjadinya kiamat. Kenapa saya sebut simbolisasi? Karena menurut hemat saya, dajjal tak hendak hadir dalam wujud kasar. Dia merupakan simbol dari beberapa fenomena yang akan terjadi di akhir zaman menjelang kiamat. Jadi jangan pernah membayangkan dia akan turun layaknya tokoh film kartun atau monster karya hollywood. Itu imajinasi anak kecil.
Dajjal itu sebuah fenomena. Visualisasi dirinya akan muncul dalam bentuk pola pikir, peradaban dan gerakan masiv mainstream yang akan melibas siapapun di akhir zaman. Ciri-ciri fisik yang diceritakan Nabi adalah personifikasi yang memerlukan tafsir dan tidak bisa ditelan mentah-mentah begitu saja. Prilaku dan gerakan dajjal juga merupakan early warning dari Nabi pada umatnya. Untuk itu, mari kita telusuri beberapa ciri dajjal berikut maknanya.
Dajjal. Penamaan dajjal sebenarnya diawali dengan kata al masih yang juga disematkan pada Nabi Isa. Dua al masih ini memiliki arti berbeda. Jika pada Nabi Isa bermakna ash shiddiq yang bermakna orang yang benar, sementara pada dajjal sama dengan al kadzdzab yang artinya pendusta. Dajjal sendiri berasal dari kata al khollath yang berarti mencampurkan, mengacaukan, membingungkan dan mengandung pengertian tukang menipu, manipulator. Dajjal juga berarti menutupi.
Penulis termasuk salah satu yang meyakini bahwa dajjal bukanlah sesosok makhluk apalagi dari bani Adam atau manusia. Makna dajjal yang berarti menutupi adalah gerakan-gerakan dan pola hidup yang seolah-olah benar serta kemudian dianggap benar oleh masyarakat sehingga menutupi kebenaran yang asli. Saat ini, saking sering dan banyaknya prilaku menyalahi aturan Allah yang dipraktikkan masyarakat, sehingga seolah-olah sudah biasa. Kebiasaan ini lama-lama menjadi semacam kebenaran.
Kehidupan dan segala perniknya adalah ujian dari Allah, termasuk hadirnya fenomena dajjal. Orang Jawa bilang test itu dengan jajal. Diuji, dites atau dijajal. Gerakan peradaban yang bertentangan dengan hukum dan ketentuan Allah akan hadir di tengah masyarakat untuk menguji mana di antara hamba-Nya yang masih teguh pada kebenaran dan mana yang tertipu oleh silau gemerlap gerakan dajjal. Kebatilan yang sesuai nafsu manusia tampak begitu mirip sebagai sebuah kebenaran. Itulah dajjal.
Membawa api dan air dingin. Api dan air adalah neraka dan surga versi dajjal. Ada yang mengartikan api sebagai neraka dan air dingin sebagai surga, tentunya sekali lagi versi dajjal. Yang mengikuti dajjal akan mendapatkan surganya dajjal. Siapapun yang memilih untuk ikut arus dunia yang materislitis, hedonisme dan kapitalisme ini, maka dia akan mendapatkan kebahagiaan duniawi. Sebaliknya yang tidak ikut dajjal akan dilempar ke dalam nerakanya. Barangsiapa yang tidak mengikuti mainstream bersiap-siaplah dilempar ke dalam keterasingan, hukuman sosial dan panasnya hinaan masyarakat.
Surganya dajjal adalah nerakanya Allah, sebaliknya nerakanya dajjal adalah surgaNya Allah. Nabi bersabda huffatul jannah bil makaari wa huffatun naar bisyh syahawaati/surga itu ditutup-lingkari oleh kesulitan-kepedihan, sedangkan neraka itu ditutup-lingkari oleh kesenangan-kenikmatan. Apa yang tampak sebagai kebebasan hidup karena mengikuti arus masyarakat matre sebenarnya adalah bungkus nerakaNya Allah. Sementara surgaNya Allah ditutupi oleh larangan-larangan yang menghalangi nafsu dan perintah-perintah yang berlawanan dengan adat dan budaya.
Sudah barangtentu hal itu menguntungkan dajjal. Lihatlah manusia berbondong-bondong mengikuti pola hidup matre karena di situ seolah-olah ada kebahagiaan (baca: surga). Padahal di balik itu sesungguhnya ada ancaman siksa neraka (nya Allah). Di sisi lain, kehidupan yang serba terikat oleh aturan agama, menjadi semacam neraka (nya dajjal) yang menghalangi manusia untuk tertarik menuju surga (nya Allah). Inilah kenapa sedikit sekali manusia yang bersedia mengikuti Allah.
Gelombang tipu daya mayoritas masyarakat internasional, membuat pandangan-pandangan dan konsep hidup yang ditawarkan seolah-olah rujukan wajib bagi manusia modern. Cap-cap tidak modern, berlawanan dengan dunia internasional, kolot, fanatik dan lainnya akan tersematkan pada manusia yang tidak tertipu godaan lahir dajjal. Itulah neraka dajjal yang dihindari manusia. Ujungnya, manusiapun secara sukarela dan senanghati mengikuti langkah-langkah dajjal.
Bermata satu. Cara pandang manusia era kini yang hanya melihat hal kebendaan sebagai satu-satunya ukuran kesuksesan, itulah ciri pengikut dajjal yang bermata satu. Aslinya, manusia memiiki dua sudut pandang, dua sisi kehidupan, dunia dan akhirat. Karena terkena tipu daya peradaban dajjal, mata manusia buta sebelah, hanya melihat, berpikir dan menyiapkan kehidupan materi duniawi. Sementara terhadap kehidupan im-materi yakni akhirat, mereka tidak melihatnya, lalai.
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia; sedang terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai”. Qs. 30:7. Lihat juga qs. 76:27 dan 14:3.
Dulurku, jika memang benar-benar dajjal itu adalah makhluk bermata satu, betapa mudah manusia akan mengenalinya? Orang akan tentu dengan mudah menghindarinya dan dajjal tidak punya pengikut. Padahal hadist mengatakan sebaliknya, hampir semua manusia mengikutinya. Saya khawatir pemahaman ini adalah pemahaman yang sengaja dilanggengkan agar manusia tidak menyadari keberadaan dajjal. Karena dajjal tidak selalu seseram bajak laut, dia bisa seseksi perempuan berwajah yahud. Peradaban dajjal adalah kehidupan yang indah secara lahir, membuat kita lupa pada maut.
Seksinya kenikmatan dan kebebasan lahir yang ditawarkan peradaban dajjal ini, merupakan kamuflase sempurna wajah menyeramkan dajjal yang bermata satu. Manusia jadi tidak waspada dan bahkan tidak tahu bahwa sesungguhnya dajjal sudah hadir di tengah kita. Lebih parah, jangan-jangan sudah menjadi pengikut dajjal kita tidak sadar? Keikutsertaan mayoritas masyarakat pada pola hidup yang cenderung hanya mempersiapkan kebutuhan dunia dan melupakan akhirat adalah salah satu buktinya. Bagaimana dengan sampean ? Waspadalah, waspadalah! Bismillah.