Oleh: World Arbitrator
Puluhan kali telpon, siang malam, di tandasi dengan tulisan wa. Promosi filter air, untuk mandi dan filter air minum.
Dulu ada SKSD, belum pernah ketemu muka, dia tau nomerku dikasih temanya. Bahasa tulisan dan ucapanya supel seperti berteman puluhan tahun.
Intinya bagaimana agar saya beli filter yang ia jual. Filter air miliknya, mampu membunuh kuman, memiliki sistem penyaringan yang mutahir, lampu UV, air kran masuk, keluar langsung bisa minum.
Akhirnya beli 1 unit untuk air minum santri putra. Promosi masih lanjut, kini produk yang kedua, untuk tandon air mandi, full otomatis, mengurangi resiko gatal, menyaring air dengan bla..bla…
Sudah saya sampaikan berulang jika sementara ini kami belum membutuhkan, kalau dirasa membutuhkan akan kami hubungi sampean.
Jawaban saya baginya tidak lebih dari mobil yang keluar dari kemacetan, makin kenceng promosinya…
Promo akhir tahun, potong sekian persen bonus pemasangan. Tak mendapatkan respon. Selesai, tidak, jurus promo awal tahun di pasang.
Bahkan dia berani promosi, di pasangkan filter bayar kapan saja ndak apa, jika sudah ada uang. Kami diminta hutang.
Kebetulan posisi sedang ikut bantu tenaga pembangunan gedung Madrasah, WA promosi seperti biasanya, masuk.
Dengan lampiran video kujawab : “Mas, kami sedang membangun gedung Madrasah Putra, semua resources fokus untuk itu, ayo bergabung bersama kami persiapan membangun kampung akhirat, bisa berupa tenaga dan doa.”
Setelah terkirim, kutunggu responnya, tapi tidak juga ada jawaban, hp kutaruh pergi ke kamar mandi. Saat proses kencing.
“Orang itu sebenarnya tidak sekedar penjual filter air. Dia mengingatkan akan filter yang kamu miliki tanpa beli”
“Filter yang kamu miliki berupa ginjal, bisa menyaring air. Air yang kamu minum, ginjal mampu memisahkan mana yang manfaat dan mana yang tidak”.
“Filter yang sedang terpasang dibadan kamu itu mahal, puluhan bahkan ratusan kali lipat harganya dibanding filter air yang orang jual”
“Filter yang Aku (Allah) berikan itu tanpa bahan bakar, tanpa listrik, otomatis. Mampu bekerja 24 jam sehari, 30 hari sebulan selama bertahun-tahun”.
“Filter gratis itu, memiliki kualifikasi teknologi tinggi, tiada manusia yang mampu menandingi sampai detik ini”…
Ibarat ribuan manusia masuk filter syukur, aku temasuk hamba yang kufur, tidak lolos masuk ahli syukur. Bertahun lamanya memakai filter yang Allah beri, jarang menyadari, lupa mensyukuri.
Padahal sering, bahkan puluhan kali mengetahui derita saudara, teman, tetangga yang mengeluh kesakitan karena filternya (ginjal) tidak berfungsi normal, dampaknya gagal ginjal dan batu ginjal.
Cuci darah setiap pekan, operasi, diantara dampak dan upaya mengoptimalkan kerusakan filter yang disebut ginjal.
Keluar kamar mandi hanya bisa tertegun lemah tidak berani menatap kedepan, jalan memandang ke tanah karena malu kepadaNya.
Air mata tidak bisa menetes, beku karena dosa kurang syukur. Ya Allah matur suwon Engkau kirim penjual filter, dan ampunilah kekufuranku, akui dan Ridhoi aku sebagai hambaMu.