Oleh: Arbitrator Muchtar.
“Lha niki kebutuhan kulo, akhirat kulo, membangun griyo kulo.”
Istilah tubuh agama dan tetangga agama yang sering didawuhkan bapak guru Muchtar, bagai “kaca” bagi para santri SPMAA, untuk melihat wajah hati dalam praktik pengalaman ajaran agama.
Ahad, 25 September 2022 dawuh tersebut bersuara kembali, adalah para santri yang “mengucapkannya.” Melalui praktiki amalan dalam proses pembangunan gedung sekolah putra.
Para santri dari Lamongan, Mojokerto, Ngawi, Medan, dan beberapa dari Bojonegoro, yang kini sudah menjadi kepala keluarga, bahkan ada yang sudah bercucu, membagi waktu kerja dunia untuk ikut urun jariyah tenaga.
Saat rehat istirahat setelah penggalian pondasi yang melelahkan, melihat semangat santri, bapak-bapak tersebut saya jadi kepo.
“Apa yang menjadi alasan sampean datang jauh-jauh ikut kerja bakti ini, tanpa diminta dan diundang?”
“Lha niki kebutuhan kulo, akhirat kulo, bangun griyo kulo ( ini adalah kebutuhan saya, ini adalah akhirat saya, ini adalah pembangunan rumah akhirat saya ), jawabnya.
Terminologi dari seorang santri yang mampu mengamalkan bagaimana seharusnya membuktikan percaya terhadap kehidupan akhirat, praktiknya ada keseimbangan antara mikir dunia dan mempersiapkan akhirat.
Ketika mendengar informasi kerja bakti pembangunan fasilitas agama, atau mengetahui kegiatan manfaat untuk umat, santri yang berjiwa tubuh agama akan dengan ikhlas sukarela, riang gembira, siap sedia, jiwa raga tenaga dan harta ikut menjadi bagian dari keberhasilan kegiatan tersebut. Tanpa perlu diminta, dipanggil, dan dikabari.
Sebaliknya, santri yang berjiwa tetangga agama kudu diminta, diajak, disambati dan kadang “dipaksa” untuk ikut ambil bagian dari kesuksesan “gawe” agama tersebut.
Ibarat, ada rumah bocor, pemilik rumah tanpa dikabari, disambati, dan diminta, sepontan akan memperbaikinya. Karena tetangga maka kudu dikabari dan diajak.
Dulur, dimana pun berada selagi bumi masih digelar, Allah akan selalu membuka kapling akhirat, pundi jariyah tidak akan berhenti, kesempatan beramal disediakan, bukti bahwa Allah mencintai manusia agar tidak ada penyesalan diakhir karena bekal kurang.
Kesempatan yang bagus bagi kita untuk mengaca diri, sekaligus menentukan kelas kita, menjadi tubuh agama atau masih menjadi tetangga agama.