CNN. Para astronom telah menemukan lubang hitam mencabik-cabik bintang yang mengembara terlalu dekat dengan posisi orbitnya.
Lubang hitam itu berukuran sedang terletak 850 juta tahun cahaya dari Bumi di galaksi SDSS J152120.07+140410.5. Aksi lubang hitam iu mengirim sinyal cahaya kuat yang digunakan para astronom untuk menemukannya.
Para peneliti melihat suar yang disebut AT 2020neh, menggunakan Eksperimen Supernova Muda – survei tiga tahun di langit menggunakan teleskop berbasis Hawaii yang mendeteksi kilatan singkat dari peristiwa kosmik seperti ledakan supernova.
Tim peneliti menggambarkan penemuan itu pada 10 November dalam jurnal Nature Astronomy.
“Fakta bahwa kami dapat menangkap (penampakan) lubang hitam berukuran sedang ini saat melahap sebuah bintang, memberi kami kesempatan luar biasa untuk mendeteksi apa yang tersembunyi,” kata Charlotte Angus, astrofisikawan di Universitas Kopenhagen yang juga merupakan penulis utama penelitian.
Terlebih, kata Angus, kita dapat menggunakan properti suar itu untuk lebih memahami kelompok lubang hitam kelas menengah yang sulit dipahami, sehingga dapat menjelaskan sebagian besar lubang hitam di pusat galaksi.
Ketika sebuah lubang hitam memakan sebuah bintang, ia menghasilkan sebuah fenomena yang disebut peristiwa gangguan pasang surut tidal disruption event (TDE), yang terjadi ketika gaya dahsyat dari gravitasi lubang hitam bekerja pada bintang yang tak berdaya.
Setelah ditangkap oleh gravitasi lubang hitam, sebuah bintang akan semakin terombang-ambing mendekati lubang hitam, sebelum ditelanjangi dan diregangkan lapis demi lapis saat jatuh ke dalam.
Proses ini mengubah bintang menjadi plasma panas panjang seperti spageti di sekitar garpu yang tengah dililit. Proses tersebut menyebabkan plasma berakselerasi, berputar menjadi pancaran energi dan materi yang sangat besar yang menghasilkan kilatan terang yang khas.
Para astronom kemudian dapat mendeteksi kilatan ini menggunakan teleskop optik, sinar-X, dan gelombang radio, menurut laporan Live Science.
Lubang hitam yang baru terlihat itu terbilang langka karena berukuran sedang, termasuk dalam kategori lubang hitam dengan massa antara 100 hingga 10.000 kali massa matahari.
Para ilmuwan percaya singularitas menengah ini melahap gas, debu, bintang, dan bahkan lubang hitam lainnya berubah menjadi lubang hitam supermasif.
Lubang hitam supermasif yang seringkali berukuran jutaan atau bahkan milyaran kali lebih masif dari matahari, bertindak sebagai jangkar untuk materi panjang yang berputar-putar di orbit sekitar mereka, tetapi apakah mereka benar-benar berasal dari lubang hitam masih harus dikonfirmasi.
Satu teori menunjukkan alam semesta awal dipenuhi dengan galaksi kerdil yang tumbuh dari lubang hitam menengah, dan akhirnya bergabung menjadi galaksi yang lebih besar dan lubang hitam yang kita lihat sekarang.
Untuk melihat apakah teori ini layak, astrofisikawan perlu menjabarkan berapa banyak lubang hitam kelas menengah yang ada.
“Jika kita dapat memahami populasi lubang hitam bermassa menengah di luar sana – berapa banyak dan di mana lokasinya – kita dapat membantu menentukan apakah teori kita tentang pembentukan lubang hitam supermasif benar,” kata Enrico Ramirez-Ruiz, astronom dan astrofisika di University of California Santa Cruz.