CNN. Setidaknya 60 imigran ditemukan di dalam sebuah kendaraan semi-truk di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, pada Senin (27/6) petang. Sebanyak 44 imigran di antaranya ditemukan dalam keadaan tewas.
Anggota Dewan Kota San Antonio, Adriana Rocha Garcia, mengatakan 16 imigran lainnya yang selamat telah dibawa ke rumah sakit. Sebanyak 3 di antara 16 imigran dalam kondisi stabil.
Dikutip Reuters, truk itu ditemukan terbengkalai di sebelah rel kerata api di daerah terpencil pinggiran selatan San Antonio menurut laporkan televisi lokal, KSAT San Antonio.
Gubernur Negara Bagian Texas, Greg Abbott, menganggap peristiwa ini menjadi insiden penyelundupan manusia paling mematikan baru-baru ini di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.
Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard memprediksi puluhan imigran yang tewas itu mati lemas karena kehabisan napas. Suhu di San Antonio saat ini memang mencapai 39,4 derajat Celcius dengan kelembapan yang tinggi.
San Antonio berjarak 250 kilometer dari perbatasan Meksiko.
Sementara itu, memang ada rekor jumlah eksodus imigran dari Amerika tengah, terutama Meksiko, ke AS dalam beberapa bulan terakhir.
Abbott menyalahkan kebijakan Presiden Joe Biden “yang menolak menegakkan hukum” atas kematian 44 imigran tersebut.
Kebijakan imigrasi Biden, seorang Demokrat, memang lebih terbuka dan longgar, jika dibandingkan pendahulunya Presiden Donald Trump yang keras terhadap imigran.
Kepolisian San Antonio belum bisa menjelaskan penyebab puluhan imigran itu tewas dan tengah melakukan penyelidikan. Polisi dijadwalkan menggelar konferensi pers terkait insiden ini pada Senin (27/6) malam waktu AS.