Denpasar-Portalangit. Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah  (SPMAA) Bali pada Sabtu, 12 Oktober 2024 menyelenggarakan apel kesiapsiagaan bencana oleh tim relawan SANTANA (Santri Tanggap Bencana) SPMAA.

Dalam giat ini, dihadiri langsung oleh Kepala UPTD Pengendalian Bencana Daerah BPBD Provinsi Bali, I Wayan Suryawan, S.STP., M.A.P. mewakili Kalaksa BPBD Provinsi Bali.

Diikuti oleh personil SANTANA sebanyak 150 orang terdiri dari SANTANA cabang Denpasar dan Tabanan. Pelaksanaan apel bertempat di Halaman Yayasan SPMAA di Br. Batan Nyuh Desa Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar.

Adapun beberapa instansi terkait, dan stakeholder LSM kebencanaan, turut berpartisipasi. Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah “Partisipasi Aktif dan Kesadaran Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Bencana Demi Kuatnya Kerjasama Pentahelix Kebencanaan”.

Tujuan dari Apel Siaga ini antara lain memastikan serta menjalin kerjasama erat dengan pemerintah dan berbagai pihak terkait. Dalam apel kali ini, tim relawan SANTANA SPMAA mempersembahkan aksi simulasi guna menggambarkan kesiapan personil SANTANA dan menjaga readiness tim dalam menghadapi ancaman bencana.

Dalam Simulasi terjadinya bencana alam gempa bumi dengan kekuatan 6 Skala Richter (SR) ini, nampak relawan SANTANA dengan sigap melakukan misi penyelamatan.

SANTANA SPMAA memiliki tujuh sub divisi yaitu, EvakuaSantana, MediSantana, PsikoSantana, EduSantana, LogiSantana, IceSantana, dan InfoSantana.

Simulasi ini menggambarkan sistem kerja penyelamatan relawan SANTANA yang mana dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam, SANTANA harus hadir di lokasi menolong para suvivor dan korban bencana.

Diawali dengan kedatangan tim infoSantana  untuk mencari berbagai informasi terkait wilayah terdampak, perkiraan jumlah survivor dan korban, hingga jangkauan wilayah bencana dengan menerbangkan drone.

Setelah informasi yang diperlukan terkumpul, berikutnya relawan SANTANA sesuai tugas pokok dan fungsinya yang lain datang menyiapkan berbagai perlatan sesuai dengan divisi masing-masing. Tim Ice SANTANA yang mendirikan tenda darurat, tim Logisantana menyiapkan berbagai macam bahan pangan, tim Medisantana menata tempat dan bendera trease guna pengklasifikasian korban dan survivor,

Selanjutnya tim Edusantana  bersama tim Psikosantana menyiapkan media bahan ajar dan berbagai macam media healing bagi para survivor.

Nampak tim Evakuasantana yang sigap dengan menggunakan APD lengkap dan melakukan evakuasi di lokasi bencana.

“Ini luar biasa, dengan keberadaan SANTANA kami mengajak bergabung karena sudah teredukasi dan skill tidak hanya yang rata tapi juga vertikal, bahkan underwater itu luar luar biasa.”ungkap I Wayan Suryawan, S.STP., M.A.P.

“Tapi tetap harus lebih ditingkatkan lagi, selain itu kolaborasi itu tidak hanya dari pemerintah ke non pemerintah, non pemerintah pun bisa menginput di pemerintah. Tidak menutup kemungkinan kita meminta tenaga disini untuk melatih kami.”tambahnya

Setelah pelaksanaan simulasi selesai, tim relawan SANTANA berbaris sesuai pleton sub divisi.

Dilanjut, seluruh peserta mengikuti apel kesiapsiagaan bencana, I Wayan Suryawan, S.STP., M.A.P. Kepala UPTD Pengendalian Bencana Daerah BPBD Provinsi Bali, menjadi inspektur upacara.

Dalam amanatnya Suryawan menyampaikan rasa bangganya atas inisiasi dan eksistensi Santana SPMAA Bali. “Santana adalah salah satu garda terdepan dalam memberikan edukasi, tim yang akan membantu penyelamatan dan dapat menjadi contoh bagi masyarakat,”tuturnya.

Melalui SANTANA, diharapkan SPMAA Bali dapat terus berperan aktif dalam misi penyelamatan, sekaligus memperkuat kerjasama pentahelix antara masyarakat, pemerintah, akademisi, bisnis, dan media dalam penanggulangan bencana.

Komandan SANTANA Indonesia Gus Basyirun Adhim, S. Sos. dalam sambutan upacara apel kesiapsiagaan bencana ini memperkenalkan mengenai profil SANTANA SPMAA.  SANTANA merupakan kegiatan sosial unit pelayanan kemanusiaan yang merupakan bagian dari yayasan SPMAA yang didirikankan pada tahun 1961 di Desa Turi, Kota Lamongan, Jawa Timur. SANTANA ada di setiap Cabang SPMAA yang ada di Indonesia namun kantor pusatnya berada di Lamongan. ” Santana melekat pada Yayasan SPMAA sehingga skala pelayanan dan tugas pokok dan fungsinya bersifat nasional,” tuturnya.

Pembina sekaligus pendiri Yayasan Ponpes SPMAA ibu Hj. Masyrifah dalam sambutannya menceritakan singkat perjalanan SANTANA berkiprah di masyarakat sejak 1961 hingga sekarang. Mulai dari penyelamatan masyarakat bencana sosial hingga bencana alam  SANTANA hadir mengabdi untuk masyarakat.

Selanjutnya Direktur SPMAA Bali Dr. H. Gus Glory Islamic, S.Ag, M.Si di sela-sela kegiatan melaporkan bahwa pada Jumat, 11 Oktober 2024 personil SANTANA yang berjumlah 17 orang berhasil mengibarkan bendera merah putih di bawah laut. “Harapannya selain memelihara dan meningkatkan kemampuan Tim Santana, juga untuk mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa setiap personil masyarakat harus siap siaga menghadapi bencana dan kita siap bekerja sama dengan pihak manapun tanpa diskriminasi,”tutupnya.

(Ima)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *