CNN. Sejumlah arkeolog menemukan bukti alat dari batu yang bisa jadi paling tua di dunia. Yang mencengangkan, alat itu boleh jadi dibuat bukan oleh Homo Sapiens alias manusia modern.
Mengutip Science Alert, alat tersebut ditemukan di Nyayanga, Kenya di pinggir Danau Victoria. Para arkeolog lalu menemukan alat itu cocok dengan desain perkakas Oldowan, istilah yang digunakan untuk alat-alat dari batu generasi awal yang dibuat oleh tangan mirip manusia.
Berdasarkan perkiraan tanggalnya, alat batu ini dibuat antara 2,6 hingga 3 juta tahun yang lalu, sebelum terkubur selama ribuan tahun di lumpur dan pasir. Secara total, 330 artefak ditemukan di antara 1.776 fosil tulang hewan yang menunjukkan tanda-tanda penjagalan.
Sebelum penemuan ini, perkakas Oldowan tertua yang pernah ditemukan berusia 2,6 juta tahun yang lalu.
“Dengan alat-alat ini, Anda bisa menghancurkan lebih baik daripada geraham gajah dan memotong lebih baik daripada taring singa,” kata paleoantropolog dari Smithsonian Institute’s National Museum of Natural History, Rick Potts.
“Teknologi Oldowan seketika mengevolusi serangkaian gigi baru di luar tubuh Anda dan membuka kemungkinan variasi makanan baru dari sabana di Afrika ke nenek moyang kita,” katanya menambahkan.
Selain penemuan alat ini, para pakar juga menemukan dua gigi geraham bawah dan atas. Satu gigi masih utuh, sementara yang lainnya pecah menjadi dua.
Menurut para pakar, gigi itu adalah milik Paranthropus, sepupu jauh dari manusia modern. Analisis isotop karbon terhadap salah satu enamel gigi menyiratkan, mereka memakan banyak makanan dari tumbuhan dan melahap daging yang diambil dari bangkai hewan.
Salah satu gigi ditemukan berada dekat dengan fosil perkakas tersebut. Alhasil, para pakar pun menyimpulkan, alat ini dibuat oleh para Paranthropus tersebut dan bukan oleh nenek moyang langsung dari genus Homo.
Para pakar yang dipimpin Thomas W. Plummer dari City University of New York ini sudah mempublikasikan temuannya dalam artikel di jurnal Science. Artikel tersebut berjudul Expanded geographic distribution and dietary strategies of the earliest Oldowan hominins andParanthropus.
“Meskipun perkakas Oldowan sering dikaitkan dengan genus Homo, beragam taxa Hominin secara temporer dan geografis beririsan dengan penggunaan alat ini seperti Paranthropus, yang mungkin membuat atau menggunakannya,” tulis para pakar.
Menurut para pakar, kemunculan perkakas Oldowan punya kaitan dengan usaha mengolah bahan makanan binatang agar lebih efisien. Namun ada juga kemungkinan lain yakni untuk mengolah makanan dari tumbuhan.
Namun demikian, para pakar mengakui “belum ada kejelasan soal benefit evolusi dari kemunculan teknologi Oldowan karena kurangnya situs arkeologi Oldowan Pilosen akhir, yang sampai sekarang hanya diketahui dari Segitiga Afar Ethiopia di Gona dan Ledi-Geraru,”