Filipina Kembali Tempatkan Kapal Suplai Militer Usai Dicegat China
CNN. Filipina akan kembali menempatkan kapal suplai militer untuk pasukan di Second Thomas Shoal (Ayungin Shoal), di wilayah Laut China Selatan (LCS) pada Minggu (21/11). Sebelumnya, kapal Filipina dicegat China kala mencoba masuk ke wilayah itu.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan, ia telah meminta militer negara itu untuk mengirim kembali kapal mereka ke Second Thomas Shoal. Lorenzana juga mengatakan China tak akan mengganggu mereka.
“China tidak akan mengganggu (penempatan militer tadi) menurut percakapan saya dengan Duta Besar China (Huang Xilian),” kata Lorenzana, dikutip dari CNN.
Tak hanya itu, Lorenzana mengklaim ia dan Huang telah melakukan percakapan sejak Selasa (16/11), kala kejadian itu terjadi, hingga Sabtu (20/11).
Lorenzana juga menyampaikan tidak akan ada lagi kapal laut dan kapal coast guard yang menghalau Filipina jika negara itu ingin mengirimkan pasukan mereka ke wilayah Second Thomas Shoal.
“Mereka (China) tidak memiliki hak untuk menghalangi, mencegah, atau mengacaukan kapal kami yang berada di wilayah EEZ (Zona Ekonomi Ekslusif), mau kapal itu sedang memancing atau membawa perbekalan ke detasemen kami di Sierra Madre (kapal angkatan laut) di Ayungin Shoal,” tambahnya.
Sementara itu, Kedutaan China di Manila tidak merespons permintaan komentar Reuters.
Kepala Komando Barat Militer Filipina, Wakil Laksamana Ramil Roberto Enriquez mengatakan kalau jumlah kapal coast guard China di wilayah sengketa tadi turun dari yang tadinya tiga pada Kamis (18/11), menjadi dua pada Sabtu (20/11).
Enriquez juga menyatakan kapal militer China telah pergi dari wilayah tadi.
Menurut Penasihat Keamanan Nasional Filipina, Hermogenes Esperon, ada 19 kapal di dekat Second Thomas Shoal baru-baru ini dan 45 kapal di dekat Pulau Thitu, daerah lain yang diduduki Filipina.
Sebelumnya, Filipina mengecam tindakan tiga kapal patroli China yang melakukan blokade dan mengeluarkan meriam air terhadap dua kapal Manila di wilayah Laut LCS.
Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin, mengatakan kapal itu tengah menuju Second Times Shoal di Laut China Selatan saat insiden tersebut terjadi.
“Tindakan coast guard China ilegal,” ujar Locsin seperti dikutip Reuters, Kamis (18/11)
Ia juga memperingatkan, tindakan Beijing yang gagal menahan diri mengancam hubungan kedua negara itu.