Lamongan-Portalangit. Santriwan dan santriwati Yayasan SPMAA Lamongan melakukan pembagian takjil gratis pada Senin, 18 Maret 2024.
Takjil diberikan kepada warga Desa Turi, Lamongan. Selain pembagian takjil para santri juga menjual hasil tanaman yang mereka tanam berupa sayur kangkung.
Kegiatan ini berawal dari tawaran dari Gus H. Khosyi’in Koco Woro Brenggolo, S. Ag. untuk melakukan kegiatan tersebut.
Kemudian para santri yang bersedia ikut kegiatan ini berbondong-bondong menuju sawah untuk memetik sayur kangkung yang akan dijual kepada warga.
Di tengah-tengah kebutuhan pangan yang terus meroket, Santriwan Santriwati siswa MAKAH MARA membagi takjil gratis dan menjual sayur kangkung harga pasar biasanya.
“Pada Senin, 18 Maret 2024 santri santri kita sedang panen kangkung, dan seperti biasa akan kita jual.”tutur Gus H. Khosyi’in Koco Woro Brenggolo, S. Ag.
Adapun hal uniknya lagi yaitu, bila tidak bisa membeli sayur tersebut para santri menawarkan dagangan dengan harga rendah, bila masyarakat tetap tidak mampu membeli maka digratiskan.
“ada dua pilihan bagi santri boleh mereka jual dan diambil uangnya kalau yang tidak mampu kita berikan dalam artian kita jual kepada Allah SWT, kita akan melihat seberapa orang yang ingin membeli dengan uang dan mendapat uangnya atau anak-anak semangat mendapat uangnya dijual kepada Allah mendapat pahala disisi Allah SWT.”ungkap Gus H. Khosyi’in Koco Woro Brenggolo, S. Ag.
“Keistimewaan lainnya, mereka para Santri bukannya hidup berkelebihan, tapi juga cukup pas-pasan. Namun karena Ajaran fissaroi wadl-dlorro’i maka mereka ikhlas berbagi.”jelas Gus H. Khosyi’in Koco Woro Brenggolo, S. Ag.
Nampak santri sangat antusias melakukan kegiatan ini. Diakui oleh para santri bahwasanya kegiatan ini memberikan banyak pelajaran yang mereka dapatkan.
“Dengan kegiatan ini saya bisa percaya diri, dengan kegiatan ini saya mampu memahami bahwa apa yang kita bagi itu belum tentu diterima oleh orang lain. Banyak warga yang tidak mau membeli namun dikasih juga tidak mau, itulah termasuk ciri-ciri akhir zaman yang sedekah sudah tidak diterima.”kata Dimas, santri Yayasan Ponpes SPMAA Lamongan.
(Ima)