CNN. PT Kapuas Bekah Illahi bekerja sama dengan kontraktor China State Construction Overseas Development Shanghai untuk membangun jembatan baru yang melewati aliran Sungai Kapuas bernama Jembatan Garuda.
Mengutip detik finance, Jumat (3/2), pembangunan jembatan yang dilakukan pihak China ini ditargetkan bisa selesai pada 2024.
Direktur Utama Kapuas Berkah Illahi Karsono menyebutkan jembatan ini ditargetkan akan melakukan ground breaking pada Maret 2023 mendatang. Saat ini, pihaknya masih menunggu rekomendasi Kementerian PUPR untuk pembangunan tersebut.
“Kalau Maret sudah bisa ground breaking mungkin pertengahan 2024, Juni, bisa selesai pembangunannya,” kata Karsono di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Kamis (2/2).
Karsono menjelaskan jembatan ini dibuat untuk mengatasi masalah kemacetan dan waktu tempuh yang sangat lama dari pusat kota Pontianak ke kawasan utara. Jembatan dengan bentang 700 meter ini bakal menghubungkan Jalan Bardan dan Siantan di kedua sisinya.
Menurutnya, jembatan ini akan memangkas banyak waktu tempuh bagi masyarakat di Pontianak. Pasalnya, masyarakat diperkirakan cuma butuh waktu 5-15 menit saja untuk mencapai kawasan utara Pontianak.
Dia menjelaskan selama ini waktu tempuh sangat lama karena mesti menggunakan kapal ferry. Butuh waktu 1-2 jam untuk bergantian naik kapal ferry, padahal jarak sungai yang diseberangi cuma ratusan meter saja.
“Kami rasa banyak keuntungan sekali didapatkan. Dengan jembatan ini 5 menit 15 menit aja sudah sampai. Sekarang kan kondisinya parah, bisa sampai 1-2 jam karena ini pakai ferry padahal jaraknya ratusan meter saja,” ungkap Karsono.
Karsono menambahkan bila tidak ingin kapal ferry solusinya harus melewati jalan memutar yang jaraknya cukup jauh.
“Kalau mau keliling, itu harus memutar jalan masuk kabupaten sebelah, kurang lebih 10-15 km bisa 1-2 jam apalagi kalau macet,” sebutnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menambahkan jembatan ini sangat dibutuhkan untuk menunjang aksesibilitas pusat kota Pontianak menuju kawasan utara. Selama ini mobilitas masih mengandalkan kapal ferry yang memakan waktu lama.
“Jadi ini perlu ada aksesibilitas penghubung wilayah. Pontianak ini kan dibelah Sungai Kapuas, jadi mobilitas percepatan akses dari pusat kota ke utara perlu jembatan. Selama ini terhubung dengan ferry saja dan itu lama sekali,” ungkap Edi.
“Kita berencana sesuai tata ruang wilayah kota adalah jembatan. Kita perlu ada investasi. Makanya ini ada yang berminat ini akan disebut Jembatan Garuda,” imbuhnya.
Penamaan Jembatan Garuda sendiri dilakukan sebagai penghormatan kepada tokoh pahlawan Pontianak Sultan Hamid II yang merancang lambang Garuda sebagai lambang negara Indonesia.