CNN. Sebanyak 80 warga terpaksa harus diungsikan imbas gempa magnitudo 7,1 dan banjir rob yang menerjang sejumlah wilayah di Halmahera Utara, Maluku Utara pada Rabu (18/1).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara, Abman, menuturkan warga kini bertahan di tempat pengungsian tempat pelelangan ikan (TPI) Higenis, Desa Wosia, Halmahera Utara.
Abman mengatakan mereka akan bertahan di sana selama beberapa waktu ke depan menyusul gelombang air laut yang masih tinggi dan potensi rob susulan.
“Mereka kami minta untuk tetap mengungsi sementara sampai beberapa waktu ke depan. Di samping memang karena rumah mereka rusak karena rob, kita juga tunggu informasi dari BMKG,” kata Abman dalam keterangannya, Kamis (19/1).
Hasil laporan yang diterima pihaknya, Abman menyebut banjir rob yang merendam beberapa wilayah di Halmahera Utara karena faktor cuaca, bukan karena gempa bumi.
Menurutnya, meski terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan, gempa bumi dan banjir rob di wilayah tersebut sebagai dua hal yang berbeda. Pihaknya kini masih menunggu laporan resmi dari BMKG.
“Itu dua hal yang berbeda. Jadi rob ini memang terjadi bersamaan, sesaat setelah gempa bumi. Namun bukan karena gempa, melainkan faktor cuaca. BMKG sebelumnya sudah memberikan informasi tentang adanya potensi banjir rob,” katanya.
Sementara itu, gempa bumi magnitudo 7,1 di wilayah tersebut telah merusak enam rumah warga di Desa Sabatai Tua, Kecamatan Morotai Selatan dan Desa Sangowo Barat, Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Morotai.
BPBD Kabupaten Pulau Morotai juga melaporkan sedikitnya 24 jiwa terdampak akibat gempa. Namun, tidak ada korban jiwa atas peristiwa itu. BPBD menyebut situasi saat ini sudah kondusif dan kerugian material masih dalam pendataan lebih lanjut.
BNPB melaporkan gempa dirasakan di beberapa wilayah, antara lain Kabupaten Halmahera Barat dan Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara; Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara.
“Hingga saat ini, BMKG mencatat ada sebanyak 31 gempa bumi susulan dengan skala M 3.8 sampai dengan M 5.3 yang berpusat tak jauh dari lokasi episentrum gempa utama,” demikian tertulis dalam keterangannya.