CNN. Pilot pesawat Yeti Airlines disebut sempat meminta perubahan landasan pacu untuk mendarat sebelum jatuh di Pokhara, Nepal, pada Minggu (15/1).
Diberitakan Reuters, juru bicara bandara Pokhara, Anup Joshi, mengatakan pilot pesawat ATR 72 sempat meminta landasan pacu diubah beberapa menit sebelum hendak mendarat.
Joshi berujar pihak bandara saat itu mengizinkan pesawat mengubah landasan. Namun demikian, mereka tak bertanya alasan pilot meminta landasan pacu itu diubah.
“Izin diberikan. Kami tidak bertanya (mengapa) setiap kali pilot meminta kami memberikan izin untuk mengubah jalur,” kata Joshi.
Juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (Civil Aviation Authority of Nepal/CAAN), Jagannath Niraula, juga mengatakan tak ada panggilan darurat yang dikirimkan usai pilot minta mengganti landasan pacu.
“Kami belum menerima panggilan darurat apa pun sebelum kecelakaan itu,” kata Niraula kepada DPA, seperti dikutip South China Morning Post.
Dia berujar semuanya tampak baik-baik saja sampai pesawat diberikan izin untuk mendarat di Bandara Internasional Pokhara yang baru.
Pesawat Yeti Airlines berpenumpang 72 orang itu jatuh di jurang dekat bandara baru Pokhara, Minggu (15/1). Setidaknya 70 orang ditemukan tewas dalam kecelakaan tersebut.
Tim evakuasi sebelumnya menyatakan 68 orang tewas pada Minggu. Namun pada Senin (16/1), tim berhasil menemukan dua jenazah korban sehingga total korban menjadi 70.
Pejabat polisi Pokhara Ajay KC mengatakan semua jenazah telah dikirim ke rumah sakit untuk diidentifikasi.
Sementara dua korban yang masih hilang akan dicari kembali pada Selasa (17/1).
Sejauh ini, 15 warga negara asing menjadi korban kecelakaan tersebut. Mereka antara lain lima warga India, empat warga Rusia, dua warga Korea Selatan, dan masing-masing satu warga Irlandia, Argentina, Prancis, dan Australia.