CNN. Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur meluncurkan awan panas letusan pada periode pengamatan gunung api tersebut, Rabu, pukul 12.00-18.00 WIB.
“Berdasarkan laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru yang kami terima bahwa terjadi awan panas letusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 28-30 mm,” kata Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang di Lumajang.
Selain itu, aktivitas kegempaan Gunung Semeru juga menandai letusan lima kali dengan amplitudo 14-22 mm dan gempa tektonik jauh satu kali dengan amplitudo 25 mm.
“Untuk pemantauan secara visual Gunung Semeru tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati, kemudian untuk letusan juga tidak teramati,” tuturnya.
Dia mengatakan status Gunung Semeru masih level III atau siaga, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, lanjut dia, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Ia juga mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ujarnya.
Pada hari yang sama Gunung Semeru juga tercatat mengalami erupsi sekitar pukul 15.50 WIB. Kolom abu teramati setinggi 1.500 meter di atas puncak.
Berdasarkan data seismograf, erupsi Gunung Semeru kemarin tercatat memiliki amplitudo maksimum 30 mm dengan durasi 0 detik.