CNN. Balai Taman Nasional (TN) Komodo mengungkapkan beberapa permasalahan yang ada di destinasi wisata itu. Mulai dari kapal ilegal yang kerap wara-wiri mengantar wisatawan hingga persoalan pengelolaan sampah.
Koordinator Pelaksana Program Konservasi TN Komodo Carolina Noge menyebut pihaknya tengah berupaya membenahi semua persoalan itu bersama pihak-pihak terkait.
“Tentang wisatawan juga ada kapal wisata liar dan ilegal di Labuan Bajo,” kata Carolina di Kantor CNNIndonesia.com, Jumat (24/6).
Carolina menyebut kapal-kapal itu tidak mempunyai izin berlayar. Ia berkata begitu pun dengan pemandu wisatanya, yakni tidak mempunyai lisensi.
Menurut Carolina hal itu menjadi sorotan pihaknya karena kapal dan pemandu wisata ilegal dapat mengundang masalah baru. Salah satunya, tidak adanya pemasukan untuk Pemkot.
Sementara itu, pemandu wisatawan dapat mengancam kawasan konservasi dan komodo. Sebab, pemandu wisata ilegal kerap memberikan informasi yang salah kaprah.
“Kalau mereka liar, nanti dia ngasih informasi sembarangan seperti: ‘kami bisa kok ambil komodo dan foto atau bisa kok petasan dinyalain’,” tuturnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk memperketat aktivitas di perairan.
“Dengan KLHK, Syahbandar, Polisi, TNI,” ucap dia.
Selain kapal dan pemandu ilegal, pihaknya juga mengaku tengah mengusulkan pembuatan tempat pengelolaan sampah di kawasan TN komodo. Sebab, tempat pengelolaan sampah di sana masih minim.
“Optimalisasi pengelolaan sampah dengan cara composting, 3R, Bank sampah, ecoenzym dan pendistribusian yang bekerja sama dengan pemerintah pihak ke-3,” jelas dia.
Sebelumnya, pada 2020 lalu, sempat heboh TN komodo akan dijadikan Jurassic Park. Saat itu bahkan viral foto seekor Komodo mengadang truk viral di media sosial.
Sejumlah pihak mengecam rencana pembangunan itu.Sebanyak lebih dari 350 ribu warganet meneken petisi di change.org mendesak pemerintah mencabut izin pembangunan proyek ‘Jurassic Park’ lewat pihak asing atau swasta di TN Komodo.
UNESCO bahkan sempat menegur Indonesia. Lembaga itu menilai proyek Jurassic Park bakal berdampak negatif terhadap lingkungan.
Namun, Kepala TN Komodo, Lukita Awang membantah wacana itu. Ia mengklaim proyek tersebut adalah peningkatan sarana dan prasarana (sarpras) wisata.