Portal Langit — NASA disebut sedang membidik asteroid sebagai langkah pertama pertahanan planet Bumi melalui misi DART (Double Asteroid Redirection Test (DART).
Pejabat NASA menyebut DART dimaksudkan untuk mencegah tabrakan antara Bumi dengan batu ruang angkasa yang disebut dapat membunuh seisi planet. Misi ini menggunakan roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base di California.
Menurut rencana, Falcon 9 akan diluncurkan pada 23 November 2021 mendatang dan akan berada di luar angkasa selama 84 hari.
Direktur Ilmu Planet NASA, Lori Glaze menyebut ini bakal jadi misi sekaligus percobaan pertama sebuah pesawat ruang angkasa akan mencoba menabrak asteroid untuk menunjukkan bagaimana benda luar angkasa seperti itu dapat dibelokkan jika menuju ke Bumi.
“Saya merasa bahwa setelah kami menyelesaikan tes ini, kami akan belajar jumlah yang luar biasa dan jauh lebih siap di masa depan jika memang asteroid potensial dapat menimbulkan ancaman buat Bumi,” kata Glaze dilansir UPI.
Fakta-Fakta DART
Ilmuan Program DART NASA, Tom Statler menyebut masih banyak fakta yang belum diketahui tentang hasil tes nanti. Sebab, saat ini NASA disebut hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang komposisi asteroid Dimorphos yang menjadi target yang berukuran sebesar stadion sepak bola.
Fakta lain yakni misi DART ini disebut bernilai US$330 juta atau sekitar Rp4,7 triliun untuk menerbangkan roket Falcon 9 menuju asteroid Didymos, yang sebenarnya tubuh kembar yang saling melingkari. Target asteroid Dimorphos adalah satelit Didymos.”Masalah tentang seberapa siap kita sebenarnya adalah diskusi yang jauh lebih luas yang bisa dilakukan di seluruh pemerintah dan negara. Selain membelokkan asteroid, kita masih perlu mempelajari langit dan mencarinya,” kata Statler.
Pesawat ruang angkasa DART akan terbang ke Dimorphos dengan kecepatan 15.000 mph, setelah itu teleskop yang berbasis di Bumi akan memantau dampaknya untuk selanjutnya mengubah jalurnya.
Bagaimana Misi DART Tabrak Asteroid?
“Sangat penting bagi kami untuk melacak dan memantau benda-benda kecil ini, serta mengembangkan teknik baru yang dapat membantu kami di masa depan untuk memastikan bahwa jika salah satu dari mereka dan planet Bumi tidak berada di tempat yang sama pada waktu yang sama,” ucap Glaze.
“Ini adalah tes kunci yang ingin dilakukan NASA dan lembaga lain sebelum kami benar-benar membutuhkannya,” imbuhnya.
NASA memilih sistem Didymos dari dua asteroid karena menawarkan kesempatan unik untuk mendapatkan pengukuran yang tepat dan dampak terkecil. Menurut NASA, pesawat ruang angkasa DART itu sendiri akan benar-benar hancur dan mengeluarkan awan puing, sekaligus membantu mengukur dampaknya.
Buat NASA, pesan yang dapat diambil dari misi DART adalah demonstrasi teknologi sekaligus cara bagi NASA untuk mendapatkan data berharga tentang bagaimana suatu hari nanti kita dapat membelokkan asteroid super menakutkan yang sedang bertabrakan dengan Bumi.
“Sebagian besar, apa yang ingin kami lakukan adalah mengubah kecepatan objek yang datang sekitar satu sentimeter per detik. Itu tidak terlalu cepat, tetapi jika Anda melakukannya cukup beberapa detik sebelumnya, Anda dapat membuatnya kehilangan Bumi sepenuhnya,” sebut tinjauan misi Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins diansir CNET.
Diambil dari berbagai sumber
(IL)