Flu Burung Bunuh Belasan Ribu Kormoran Di Afrika Selatan
CNN. Wabah flu burung serang ekosistem burung Kormoran Cape di Afrika Selatan. Padahal, spesies tersebut sudah masuk golongan langka.
Kelompok konservasi di Afrika Selatan mencatat setidaknya flu burung telah membunuh lima persen dari populasi burung paruh panjang tersebut.
“Kami tahu bahwa lebih dari 12.000 burung kormoran mati sejauh ini, yang kemungkinan besar tidak dilaporkan,” kata Katta Ludynia, manajer penelitian Yayasan Afrika Selatan untuk Konservasi Burung Pesisir, Rabu (27/10).
Burung berleher dan berparuh panjang tersebut hidup di sepanjang pantai dari Afrika Selatan hingga Angola, dan jumlahnya hanya tersisa sekitar 234 ribu ekor.
Rata-rata 500 burung kormoran Cape mati dalam sehari karena flu burung. Itu pun belum semua pantai terpantau, banyak yang mati dan hanyut ke laut.
Flu burung diklaim tidak berbahaya di sana, tetapi menyebar dengan cepat di antara kelompok burung kormoran.
Kematian lantas menular ke kelompok anak-anak ayam, karena di Afrika Selatan kini sedang berlangsung musim kawin unggas.
Kurangnya asupan makanan dan gizi unggas disebut jadi faktor besarnya tingkat kematian akibat infeksi flu burung.
Sejumlah hal secara tidak langsung mempengaruhi, seperti penangkapan ikan yang masif dan perubahan iklim.
“Ada penangkapan ikan komersial yang sangat tinggi pada sarden, tetapi ada juga faktor lingkungan terkait dengan perubahan iklim,” kata Ludynia.
Flu burung tidak bisa diobati pada burung kormoran. Ludynia mengatakan satu-satunya solusi adalah menghentikan penyebaran dengan membuang bangkai dengan cepat.