MINSK – Rusia telah mengerahkan sejumlah jet tempur Sukhoi Su-30 ke Belarusia barat, hari Rabu (8/9/2021).
Kementerian Pertahanan Belarusia mengatakan kehadiran jet-jet tempur itu untuk mendukung pusat pelatihan militer bersama, menerbangkan misi bersama dan berpatroli di perbatasan kedua negara.
Pengumuman itu muncul dua hari sebelum dimulainya latihan militer di Belarusia dan Rusia yang telah memicu kekhawatiran di pihak aliansi militer NATO dan negara-negara Uni Eropa.
Belarusia telah berselisih dengan Barat sejak Presiden Alexander Lukashenko melancarkan tindakan keras terhadap protes jalanan massal tahun lalu. Ketegangan telah mendorong Belarusia semakin dekat dengan Rusia untuk mendapatkan dukungan keuangan dan diplomatik.
Lukashenko dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Kamis (9/9/2021). Awal bulan ini, Lukashenko mengatakan Rusia akan segera mengirimkan perangkat keras militer ke Belarusia, termasuk pesawat, helikopter dan sistem pertahanan udara.
“Jet Rusia tiba di lapangan terbang Baranovichi untuk membentuk pusat pelatihan bersama untuk Angkatan Udara dan pasukan pertahanan udara Belarusia dan Rusia,” kata Kementerian Pertahanan Belarusia dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu tidak mengatakan berapa banyak jet tempur yang mendarat di Baranovichi.
“Jet-jet akan akan melaksanakan tugas tempur bersama untuk melindungi perbatasan udara Negara Serikat,” lanjut kementerian itu, seperti dikutip Reuters.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pekan lalu mendesak Rusia untuk transparan dalam melakukan “Latihan Zapad-2021”. Sedangkan Polandia mengatakan latihan itu akan memicu ketegangan yang sudah tinggi karena masuknya migran yang melintasi perbatasan dari Belarusia ke Uni Eropa.
Rusia melihat Belarusia sebagai penyangga keamanan di sisi baratnya melawan NATO dan Uni Eropa.
Rusia dan Belarusia secara resmi adalah bagian dari “Negara Serikat” dan telah melakukan pembicaraan selama bertahun-tahun untuk lebih mengintegrasikan negara mereka.
Negosiasi telah lama memicu kekhawatiran di antara oposisi Belarusia yang terkepung bahwa Lukashenko mungkin akan menukar bagian kedaulatan dengan imbalan lebih banyak dukungan politik dari Kremlin.