CNN. Total gempa susulan di Pasaman Barat hingga Minggu (27/2) pukul 12.00 WIB tercatat mencapai 125 kali. Dari semua gempa yang terjadi, hanya enam yang dirasakan masyarakat.
Ratusan gempa ini merupakan susulan gempa M 6,1 yang terjadi pada Jumat (25/2). Seiring waktu magnitudo gempa susulan semakin kecil sehingga ancaman diprediksi menurun.
Hal itu dijelaskan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Menurut dia gempa susulan menunjukkan grafik yang melemah.
“Gempa sudah terjadi 125 kali, kekuatannya semakin lemah hingga magnitudonya 2, dan yang dirasakan hanya enam kali dengan kekuatan empat komaan,” jelasnya ketika Konferensi Pers di Rumah Dinas Bupati Pasaman Barat, Minggu (27/02).
Oleh karena itu menurut dia mitigasi bencana tidak lagi difokuskan kepada gempa, namun lebih dititik beratkan kepada pasca gempa yang menyebabkan bencana alam lainnya.
Selain itu Dwikorita menjelaskan tiga sumber gempa yang perlu diwaspadai masyarakat Sumatra Barat (Sumbar). Pertama yaitu Megatrash akibat tumbukan dasar Samudra Hindia ke bawah Pulau Sumatera yang dikatakan sangat berpotensi terjadinya tsunami.
“Selain itu, Patahan Mentawai juga berpotensi tsunami. Hingga kini Patahan Mentawai masih aktif bergerak dan dapat dirasakan sampai ke pesisir Kabupaten Pasaman Barat,” lanjutnya.
Terakhir, patahan Sumatra penyebab gempa darat seperti yang terjadi di Pasaman Barat akibat aktifitas segmen Sianok, Angkola dan Balumun.