CNN. Korban jiwa akibat banjir bandang di Kota Petropolis, Brasil terus bertambah. Hingga Rabu (16/2), sebanyak 55 orang meninggal dunia.
Banjir bandang ini berawal dari hujan deras selama tiga jam yang mengguyur kota wisata di perbukitan utara Rio de Janeiro ini. Hujan membuat sungai meluap menyapu rumah-rumah warga.
Tercatat curah hujan mencapai 258 milimeter, hampir sama dengan curah hujan pada bulan sebelumnya.
Lebih dari 180 petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat dibantu oleh 400 tentara bekerja menyisir area banjir mencari korban yang terseret banjir bandang.
Para petugas terus berusaha menyelamatkan orang-orang yang terkubur dalam lumpur dan puing-puing. Jumlah korban tewas diperkirakan terus bertambah mengingat masih banyak area yang belum terjangkau.
Sekitar 300 orang kini mengungsi di tempat penampungan, sebagian besar di sekolah. Badan amal menyerukan sumbangan berupa kasur, selimut, makanan, air, pakaian, dan masker untuk para korban.
Seorang warga, Wendel Pio Lourenco yang berusia 24 tahun menyebut kondisi di Kota Petropolis saat ini sangat kacau.
“Saya menemukan seorang gadis yang terkubur hidup-hidup. Semua orang mengatakan itu terlihat seperti zona perang,” kata Lourenco, dikutip dari AFP.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Claudio Castro usai mengunjungi lokasi kejadian.
“Ini hampir seperti situasi perang. Kami telah mengerahkan seluruh tim kami,” katanya.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan jalan-jalan di Petropolis dipenuhi dengan banjir besar yang menyapu mobil dan pohon.
Petropolis adalah tujuan populer bagi wisatawan di Brasil. Kota ini dikenal karena jalan-jalan yang rindang, rumah-rumah megah, istana kekaisaran, dan keindahan alam pegunungan di sekitarnya.