CNN Indonesia — Warga Filipina terdampar di kepulauan terpencil, Dinagat, terpaksa berkomunikasi lewat surat karena internet terputus usai Topan Rai melanda negara itu sejak pekan lalu.
Surat-surat itu kemudian “disampaikan” oleh Gubernur Kepulauan Dinagat, Arlene Bag-ao. Ia mengunggah surat-surat itu melalui Facebook ketika sudah tiba di Mindanao untuk meminta bantuan.
Salah satu surat itu ditulis oleh seorang warga bernama Aimee Antonio-Jimeno. Ia menulis surat itu untuk “Kakakku tersayang.”
“Kami senang bisa selamat. Rumah kami tak beratap lagi, tapi kami tak patah semangat. Tolong beri tahu keluarga kami,” tulis Aimee di surat itu.
Kepulauan Dinagat sendiri merupakan salah satu kawasan yang terkena dampak Topan Rai paling parah di Filipina. Hingga kini, tercatat 14 orang di Dinagat tewas akibat Topan Rai sejak pekan lalu.
Kebanyakan dari total 128 penduduk di kepulauan itu sudah dievakuasi sebelum topan melanda. Namun kini, mereka kekurangan air minum dan makanan.
Secara keseluruhan, tercatat 375 orang tewas akibat Topan Rai di Filipina sejak pekan lalu hingga hari ini, Senin (20/12) waktu setempat. Sementara itu, 380 ribu orang lainnya dievakuasi.
Para ilmuwan memang sudah sejak lama memperingatkan bahwa Topan Rai akan menjadi salah satu badai terparah yang pernah menghantam Filipina.
Filpina sendiri merupakan negara yang rentan dampak perubahan iklim. Negara itu diterpa 20 badai setiap tahunnya.
Salah satu badai paling parah adalah Topan Haiyan yang menyapu wilayah Filipina pada 2013 lalu. Saat itu, 7.300 orang tewas atau hilang akibat Topan Haiyan.