CNN. Angin puting beliung menerjang dua desa di Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, Maluku, pada Selasa, (7/9). Akibatnya, pemukiman rumah warga rusak berat.
Menurut kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buru Selatan Awad Mahulauw, sebanyak dua desa di Kecamatan Waesama terdampak akibat fenomena angin puting beliung, yakni Desa Waetaba dan Desa Waisili.
Angin puting beliung, kata dia, sempat merusak 20 rumah penduduk, dengan rincian 15 rumah rusak berat berada di Desa Waisili dan lima rumah rusak berat di Desa Waetaba, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, Maluku.
“Peristiwa itu terjadi pada Selasa, (8/9) pukul 13.00 WIT,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (8/9).
Puting beliung serta potensi cuaca yang memicu gelombang tinggi sempat menerjang permukiman penduduk di pesisir pantai Waesama pukul 16.00 WIT.
Awad menjelaskan, pihaknya belum sempat mendatangi lokasi bencana untuk memberikan tanggap darurat penanganan puting beliung lantaran terkendala gelombang tinggi di perairan tersebut.
“Secepat dilakukan tanggap darurat, saya sudah utus staf untuk mengecek, dan benar informasi tersebut. Besok kita ke lokasi,” ucapnya.
Hingga saat ini, kata dia, warga yang rumahnya terdampak akibat puting beliung sementara mengungsi di rumah-rumah warga dan kerabat.
“Fenomena puting beliung tak ada korban jiwa namun puluhan rumah rusak dan puluhan jiwa mengungsi,”tandasnya.
Berdasarkan data sementara yang teridentifikasi BPBD Buru Selatan untuk rumah rusak berat di Desa Waetaba dengan rincian rumah milik Samer Go, Recap Ely, Efendy Rumbia, Lapinanda Tomia dan keluarga Ajo Buton.
Kepala Dinas Sosial Buru Selatan Vicktor Lesnussa mengatakan pihaknya merampungkan data kepala keluarga yang terdampak berjumlah 28 Kepala Keluarga (KK) dengan rincian sekitar 23 KK di Desa Waesilu dan sisanya 5 KK di Desa Waetabe, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan.
“Kami sudah berikan bantuan makanan, bantuan tenda, tempat tidur dan bantuan kesehatan. Kami bersama Badan penanggulangan bencana sama-sama sudah berikan bantuan,” tutur Lesnussa.
Terpisah, wakil Bupati Buru Selatan Gerson Eliaser Selsily meminta BPBD dan Dinas Sosial segera mencatat kerusakan rumah warga serta menyalurkan bahan makanan untuk warga yang membutuhkan selama mengungsi.
Berdasarkan laporan, Selsily berkata pihaknya sudah mendistribusikan makanan, terpal, selimut dan obat-obatan serta perlengkapan lainnya untuk membantu kebutuhan sehari-hari di tenda pengungsian di Desa Waesili dan Desa Waeteba Kecamatan Waesama.
Politisi Demokrat itu mengimbau warga yang mendiami wilayah pantai, bantaran sungai dan pegunungan untuk mewaspadai bencana tanah longsor, banjir bandang dan fenomena puting beliung.
Tak hanya puting beliung, kata dia sebanyak 8 rumah warga Desa Waesoar hanyut terbawa banjir dan 13 Kepala Keluarga (KK) mengungsi setelah intensitas curah hujan tinggi mengguyur wilayah Buru Selatan.
“Saya juga meminta Dinas Sosial, BPBD memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan, baik tenda, makanan, tempat tidur, selimut dan pelayanan kesehatan,” kata Selsily.
Nelayan diimbau untuk tidak melaut selama kondisi perairan Pulau Buru Selatan belum pulih. Saat ini gelombang tinggi, hujan lebat disertai angin kencang masih menyelimuti perairan.