Denpasar-Portalangit. Titik laut terdalam ditemukan di Palung Mariana yang berbentuk bulan sabit, di Samudra Pasifik bagian barat. Bagaimana cara mengukur jurang terdalam di Bumi tersebut?
Palung Mariana sendiri bentuknya memanjang sekitar 1.580 mil atau setara 2.550 kilometer.
Dikutip dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), tempat terdalam di Palung Mariana adalah sebuah lembah yang disebut Challenger Deep, yang terletak di ujung selatan Palung Mariana.
Menurut NOAA, Challenger Deep memiliki kedalaman 10.935 meter (10,935 kilometer) di bawah permukaan. Hal itu membuat Challenger Deep 2.100 meter lebih dalam dari Gunung Everest.
Sebagai perbandingan, rata-rata kedalaman samudera adalah 3,7 km, sementara lokasi bangkai Titanic ada di kedalaman 3,8 km.
Perkiraan NOAA soal kedalaman titik terdalam Mariana ini berasal dari studi pada 2021 di jurnal Deep Sea Research Part I: Oceanographic Research Papers, berdasarkan data pelayaran tahun 2020.
Di luar ini, ada banyak perkiraan lain tentang kedalaman Challenger Deep. Misi berawak pertama di sana pada 1960 menurut Guiness World Record misalnya, mencatat kedalaman Challenger Deep mencapai 10.911 meter.
Untuk mengukur kedalaman laut menggunakan instrumen modern, para ilmuwan pada dasarnya memiliki dua pilihan; pertama, sonar yang dipasang di kapal di permukaan laut.
Kedua, sensor tekanan yang dipasang di dasar laut yang dapat membantu mengukur berapa banyak air yang ada di atasnya
Pemimpin operasi kelautan di tim konstruksi kapal baru NOAA Sam Greenaway mengatakan pancaran gelombang sonar dari multibeam echo sounder “dapat menghasilkan cakupan lengkap dari dasar laut,”
“Sebagus apa pun itu, sistem kapal benar-benar jauh dari dasar laut, yang membatasi akurasi pengukuran horizontal dan vertikal.” kata dia seperti dilansir Live Science.
Misalnya pada pengukuran Challenger Deep, diperlukan sekitar 14 detik bagi gelombang suara untuk turun ke dasar laut dan kembali. Suhu dan tekanan air dapat memengaruhi kecepatan dan jalur yang dilaluinya.
Akibatnya, akurasi vertikal dari pengukuran echo-sounder adalah sekitar 25 meter. Di dasar Challenger Deep, tekanannya lebih dari 1.000 kali tekanan atmosfer standar di permukaan laut.
“Setelah itu, kita perlu mengoreksi kerapatan air di atas sensor, gravitasi yang menarik air itu ke bawah, tekanan atmosfer, dan pasang surut,” ujar Greenaway.
Untuk melakukan pengukuran, Greenaway dan rekan-rekannya menjatuhkan sensor tekanan di dasar laut sebagai patokan pembacaan echo sounder mereka.
“Ketidakpastian sensor tekanan mendominasi ketidakpastian kami secara keseluruhan, tetapi produsen instrumen membuat kemajuan besar dalam meningkatkan sensor ini, jadi saya berharap komponen ketidakpastian ini dapat meningkat secara substansial di masa mendatang,” katanya.
Menurut Greenaway, perbedaan kedalaman Challenger Deep antara 10.935 meter seperti yang ditentukan timnya, atau 10.984 meter menurut pemetaan terkini, “tidaklah terlalu penting.”
Namun, ia mengatakan manusia tetaplah perlu untuk mengukur kedalaman samudra dunia.
Penelitian semacam itu dapat membantu penentuan posisi yang tepat dari kendaraan bawah air, serta dengan sensor tekanan yang membantu memantau fluktuasi ketinggian air akibat perubahan iklim.