CNN. Kekeringan yang melanda Kenya dalam dua tahun belakangan ini mengakibatkan 2 persen spesies zebra paling langka, Zebra Grevy di dunia mati.
Tak hanya itu, kekeringan juga meningkatkan kematian gajah dan sejumlah satwa liar di kawasan Afrika timur itu.
Karena masalah itu, pemandangan bangkai hewan yang membusuk di tanah seperti, jerapah dan ternak menjadi barang yang umum terlihat di Kenya utara.
Pendiri dan Direktur Eksekutif Grevy’s Zebra Trust Belinda Low Mackey mengatakan persentase tingkat kematian jerapah itu berpotensi meningkat terus jika tidak hujan tak segera turun.
“Jika musim hujan tak segera turun, Zebra Grevy menghadapi ancaman kelaparan yang sangat serius. Sejak Juni, kami telah kehilangan 58 zebra Grevy dan kasus kematian meningkat saat kekeringan meningkat,” katanya seperti dikutip dari CNN.com, Kamis (6/10).
Bahkan katanya, ancaman juga mengintai unta, hewan yang selama ini dikenal paling tahan kekeringan.
“Unta adalah sumber daya yang berharga bagi banyak orang di wilayah ini. Tapi, gurun Kenya sekarang dipenuhi dengan bangkai mereka,” kata Manajer Tanggap Darurat untuk Dewan Pengungsi Norwegia di Afrika Timur Suze van Meegen.
Kenya terancam mengalami musim kemarau kelima. Selain mengakibatkan hewan banyak yang mati, kekeringan juga meningkatkan perburuan daging hewan liar.
Peningkatan itu terutama dilakukan komunitas penggembala di utara Kenya karena kekeringan berdampak pada sumber pendapatan lain. Di beberapa daerah, zebra Grevy diburu di tempat penggembalaan.
“Kekeringan telah menyebabkan peningkatan perburuan zebra Grevy karena sejumlah besar ternak berkumpul di cadangan penggembalaan. Ini telah menyebabkan konflik antar-etnis (kadang-kadang hewan terjebak dalam baku tembak) dan perburuan liar, karena penggembala terpaksa hidup dari satwa liar,” kata Mackey.