SRAGEN, Portal Langit – Sebanyak 22 desa di wilayah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, terancam krisis air bersih. Daerah itu menjadi langganan kekeringan setiap musim kemarau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Dwi Sigit Kartanto mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan. Sesuai data lama, 22 desa itu tersebar di delapan kecamatan. Yakni Kecamatan Kalijambe, Sumberlawang, Tanon, Miri, Sukodono, Tangen, Gesi dan Jenar.
“Sebagai antisipasi, kami menyiapkan delapan tandon air di lokasi kekeringan yang paling jauh,” ungkap Dwi Sigit Kartanto, Selasa (25/7/2017).
Selain untuk menampung air hujan, tandon juga untuk menampung ketika ada kiriman pasokan air bersih. Sebab, apabila langsung dari mobil tangki ke jeriken warga, banyak air yang tumpah sia-sia. Sehingga warga sendiri yang nantinya dirugikan.
BPBD telah mengalokasikan dana Rp85 juta khusus untuk droping air bersih. Apabila terjadi kondisi darurat, pihaknya akan menggunakan dana tak tersangka setelah ditetapkan kejadian luar biasa.
Pihaknya juga berharap dunia usaha ikut berperan aktif membantu mengirimkan pasokan air bersih. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, pihaknya akan berusaha meminimalisir kondisi kekeringan.
Di antaranya dengan mencari sumur dalam yang memungkinkan digunakan untuk memasok kebutuhan air bersih. PDAM Sragen juga diinstruksikan menambah jaringan, serta meningkatkan layanan, terutama di kawasan utara sungai Bengawan Solo.
“Saya belum menemukan formula yang jitu untuk masalah itu. PDAM juga saya minta menambah jaringan, tapi juga belum bisa menyeluruh,” terang Yuni.
IL