BBC – Sekitar 120 pengungsi Rohingnya yang sempat terkatung-katung di tengah laut selama sekitar sebulan di dekat perairan Aceh, Jumat (31/12) dini hari, akhirnya mendarat di Pelabuhan Pabrik Pupuk ASEAN di Aceh Utara.
Perahu mereka yang mengalami kerusakan ditarik oleh KRI Parang milik TNI Angkatan Laut.
Di bawah guyuran hujan deras, para pengungsi, sebagian besar anak-anak dan perempuan, disemprot dengan disinfektan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.
Wali Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Suaidi Yahya, yang turut menyambut kedatangan pengungsi, mengatakan pihaknya akan menampung mereka untuk sementara.
“Alasannya [diterima], kemanusiaan. Dan pihak UNHCR sudah berkoordinasi dengan Kemenkopolhukam. Untuk sementara waktu kita tampung di Lhokseumawe,” kata Suaidi Yahya, kepada wartawan di Lhokseumawe, Jumat (31/12).
Menurutnya, orang-orang Rohingya itu diperkirakan akan berada di Lhokseumawe selama 10 hari untuk menjalani karantina.
“Lebih cepat lebih baik, sebelum dipindahkan ke Medan,” tambah Suaidi, seperti dilaporkan wartawan di Lhokseumawe, Saiful Juned, untuk BBC News Indonesia.
Sementara, Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto mengatakan, sesampai di daratan, para pengungsi itu akan melalui protokol kesehatan terkait penanggulangan penyebaran Covid-19.
Dilaporkan ada 120 pengungsi Rohingya yang berada di atas kapal, namun otoritas terkait di Lhokseumawe akan mengecek kembali untuk memastikan jumlah.