CNN. Fenomena unik diklaim terjadi di Bekasi, Jawa Barat, berupa hujan yang turun amat deras bak air terjun dari langit. Meski hal itu sudah dibantah polisi, alam memang memiliki mekanisme semacam itu.

Seorang netizen bernama @CutSarina5 mengunggah video yang menunjukkan hujan air terjun tersebut. Dia menyebut hujan ini sebagai fenomena microburst.

Astagfirullah ini namnya microburst sangat langka dan jarang terjadi,” kicaunya, pada Rabu (9/11).

Fenomena hujan unik ini diduga terjadi di kawasan Stadion Mukti Bekasi, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, pada Selasa (8/11). Dalam video, tampak air turun begitu deras di satu wilayah dan agak kontras dengan hujan di sekelilingnya.

Namun demikian, dikutip dari detikcom, Kapolsek Cikarang Timur Ajun Komisaris Bambang Krisnadi mengatakan, berdasarkan penelusurannya, kejadian itu bukan fenomena alam.

Hal itu terjadi karena talang air di Stadion Wibawa Mukti yang memiliki ketinggian sekitar 15 meter patah.

Terlepas dari itu, fenomena microburst sendiri terbilang unik. Bentuknya hujan deras disertai angin kencang yang bergerak secara vertikal. Fenomena ini dapat terjadi karena kehadiran awan Cumulonimbus.

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, dikutip dari detikcom, menjelaskan microburst merupakan fenomena downburst pada skala yang lebih kecil. Kedua fenomena ini tersebut mempunyai kemiripan.

Terpisah, prakirawan cuaca senior BMKG Reifda Novikarany mengatakan downburst adalah sistem angin kencang secara vertikal ke bawah dan terjadi dalam waktu yang singkat yang timbul karena awan jenis kumulonimbus. Angin kencang ini juga disebut memiliki daya rusak tinggi.

Downburst memiliki daya rusak yang tinggi, karena terjadi dengan kecepatan yang tinggi dalam durasi yang singkat dan biasanya disertai dengan hujan, sehingga ketika terjadi di wilayah pemukiman dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur,” kata Reifda pada Rabu (9/11).

Meski sama-sama dihasilkan oleh awan jenis Cumulonimbus dan bersifat merusak, fenomena downburst berbeda dengan angin puting beliung.

“Kalau puting beliung bentuknya memutar seperti spiral atau belalai yang turun dari awan ke permukaan, sedangkan downburst bentuknya lebih menyebar dan embusan anginnya kencang secara vertikal dari dasar awan,” jelasnya.

Menurut Reifda, fenomena downburst cukup sulit dideteksi dan diprediksi. Fenomena ini sendiri terjadi dalam skala waktu yang singkat hingga dalam satuan beberapa menit saja, seperti halnya puting beliung.

Selain itu, fenomena ini juga sulit diprediksi lokasi dan waktu kejadiannya karena sifatnya yang lokal. Maka dari itu, BMKG mengimbau warga mewaspadai fenomena downburst.

“Ketika mendapati adanya pertumbuhan awan yang sudah berwarna gelap dan menjulang tinggi, karena jenis awan tersebut dapat dipastikan jenis kumulonimbus yang biasanya dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat disertai kilat/petir bahan bisa menimbulkan angin kencang/puting beliung/downburst,” tandas Reifda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *