CNN. Warga yang tinggal di wilayah Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara kembali mengeluhkan debu mencemari lingkungan rumah hingga sampai ke area ‘Rumah Si Pitung’.

Salah seorang warga Marunda, Cecep Supriadi mengatakan debu hitam pekat mencemari lingkungan mereka sejak Sabtu (3/9).

“Waktu Sabtu itu debu masuk dari pagi sampai siang. Sampai sekarang juga debunya masih banyak banget,” kata Cecep kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin (5/9) seperti dikutip dari Antara.

Cecep mengatakan debu mengendap ke lantai dan mengotori permukiman setelah sebelumnya sempat berhembus angin kencang.

“Debunya sama hitam pekat kayak sebelumnya. Banyak sekali ini, karena dari kemarin angin kencang,” ujar dia.

Sebagai informasi, saban September, angin dari barat daya berhembus sehingga udara di kawasan permukiman Marunda terpapar debu lebih parah. Debu mulai berkurang pada akhir atau awal tahun.

Namun, pada awal 2022 lalu, debu hitam yang umumnya sudah berkurang nyatanya masih tetap berterbangan dan membuat udara Marunda pekat hingga Mei.

Keluhan warga Marunda mulai didengarkan pemerintah. Pada Juni 2022, izin lingkungan tiga perusahaan yang menumpuk batu bara di tempat terbuka itu dicabut Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Namun, belum ada keterangan terkini dari Dinas Lingkungan Hidup DKI mengenai keluhan warga yang dikatakan sudah dilaporkan ke Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara tersebut.

Cecep mengatakan dari pihak warga sudah melaporkan pencemaran debu yang diduga dari timbunan batu bara di Pelabuhan Marunda itu ke Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara. Hingga kini, sambungnya, warga masih menunggu tindak lanjut.

“Untuk tindak lanjut ke depannya kami menunggu, belum ada lagi dari Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara,” tutur Cecep.

Kemudian, pada 6 Juli 2022, Anggota DPD RI Fahira Idris saat meninjau area Pelabuhan Marunda mengemukakan masih ada masalah lanjutan yang harus segera diselesaikan pascapencabutan izin lingkungan yang dikeluarkan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta yaitu mengenai area stockpile cargo yang masih terdapat tumpukan batu bara.

Apabila dibiarkan akan berdampak masalah lingkungan baru dengan mudah terbakarnya batu bara jika dibiarkan kering dan lama di lapangan. Dan pada akhirnya berpotensi menyebabkan kerugian pemilik barang serta dampak ekonomi secara nasional.

“Jadi harus dicarikan solusi agar tetap mengedepankan hak kesehatan warga dan tetap mendukung program pemulihan ekonomi negara,” kata Fahira kala itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *