Garut – Setidaknya 306 kepala keluarga (KK) terdampak banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (28/11). Bantuan logistik pun disalurkan.

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Hadi Rahmat mengatakan mereka berasal dari dua kecamatan yaitu Sukawening dan Karangtengah.

Adapun korban terdampak banjir bandang paling banyak di Desa Cinta dan Desa Cintamanik di Kecamatan Karangtengah.

Hadi menuturkan pihaknya sudah menyiapkan bantuan logistik kebutuhan mendesak seperti sembako, sandang, alat kebersihan, perlengkapan sekolah, dan perlengkapan dapur.        

“Selain itu, dilakukan aktivasi komando lapangan di dua kecamatan,” ujarnya.

Sebelumnya, banjir bandang terjadi di Kecamatan Sukawening dan Karangtengah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/11). Banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada pukul 14.00 WIB. Debit air menjadi sangat tinggi dan membuat Sungai Citameng meluap.

Pemkab Garut telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari ke depan untuk menanggulangi bencana banjir yang terjadi di dua kecamatan ini.

Terpisah, berdasarkan laporan Pusdalops BPBD Kabupaten Barru, 34 rumah warga di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, mengalami kerusakan setelah diterpa angin kencang dan diguyur hujan lebat pada Minggu (28/11).

Rinciannya, 34 unit rumah dan 1 unit perahu rusak akibat angin kencang, dengan 10 rumah dan satu perahu di antaranya ada di Kelurahan Mallawa, Kecamatan Mallusetasi; 20 rumah di Kelurahan Mangkoso, Kecamatan Soppeng Riaja; dan 4 rumah di Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja.

Sementara, banjir terjadi di beberapa titik, yakni di Desa Manuba, Desa Balusu, Desa Lampoko, Desa Ajakkang dan Kelurahan Bojo Baru.

Hujan lebat itu pun juga mengakibatkan terjadinya pohon tumbang di Desa Mattirowalie, Kecamatan Tanete Riaja, serta mengakibatkan longsor sepanjang 70 meter dan lebar 6 meter pada akses jalan di Dusun Pakka, Desa Nepo, Kecamatan Mallusetasi.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang Asroni menduga itu terjadi akibat pohon yang sudah lapuk.

“Menurut saksi mata terdengar patahan batang pohon, kemudian menimpa gedung lantai dua itu. Kemungkinan karena pohonnya lapuk. Untungnya tidak ada korban jiwa,” kata dia.

Pihaknya dibantu oleh warga dan santri melakukan evakuasi pohon tumbang itu dengan menggunakan mesin.

Sementara, di Kabupaten Sumenep, tebing setinggi 35 meter longsor di sepanjang jalan di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, akibat derasnya air hujan dari arah ruas jalan. Sementara, saluran tidak mampu menampung debit air.

Kepala Desa Basoka Achmad Suhdi mengatakan insiden itu membuat tebing penguat jalan ambrol.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *